MAKALAH
PSIKOLINGUISTIK TENTANG HEWAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA
Disusun
Oleh: Dina Ashlikhatul Kirom (2601413073)
BAB I
“Berbahasa
adalah penyampaian pikiran atau perasaan dari orang yang berbicara mengenai
masalah yang dihadapi dalam kehidupan yang dihadapinya. Bahasa tidak hanya
sebagai alat komunikasi antara suatu individu dengan individu
lainnya, tetapi bahasa juga membentuk nalar (kognitif) seseorang. Dengan
terbentuknya nalar terbentuk pula budaya suatu masyarakat tertentu.” (Abdul
Chaer,2003;51)
Bahasa
adalah alat bagi seseorang untuk mengemukakan gagasan, idealisme, serta
keinginan-keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak hanya sebagai alat
komunikasi antara suatu individu dengan individu lainnya. Bahasa juga membentuk
nalar seseorang. (Monty P. Setiadarma, 2001:96
Sejalan
dengan pendapat Monty, Abdul
Chaer berpendapat bahwa “bahasa adalah penyampaian pikiran atau perasaan dari
orang yang berbicara mengenai masalah yang dihadapi dalam kehidupan budayanya”.
(2003:51)
Bahasa
menjadi dasar pembentuk pola pikir seseorang. Melalui bahasa seseorang belajar
tentang atribut-atribut tertentu, baik mengenai dirinya sendiri, diri orang
lain, hubungan di antara keluarga, situasi yang dialaminya dan
pengalamannya. Berpikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang
khas yang membedakan manusia dengan hewan. Manusia dapat berpikir karena
manusia mempunyai bahasa, sedangkanhewan tidak. “Bahasa” hewan bukanlah
bahasa seperti manusia. “Bahasa” hewan adalah bahsa mistik yang tidak perlu
dipelajari dan diajarkan. Bahasa manusia adalah hasil dari kebudayaan yang
harus dipelajari dan diajarkan.
Manusia mampu menggunakan simbol-simbol untuk berkomunikasi
yaitu bahasa. Bahasa manusia beragam bergantung pada suku dan bangsa. Manusia mampu
mengembangkan atau memelajari dan mempratikkan bahasa lain.
Hewan tidak bisa seperti itu, walaupun beberapa hewan ada
yang mampu dilatih mengucapkan beberapa kosakata (seperti burung beo, simpanse)
tetapi tidak memahami maknanya. Manusia
menemukan tulisan, jika tidak maka manusia berkomunikasi dengan lisan. Dengan
ditemukannya tulisan ruang komunikasi manusia menjadi luas. Hewan tidak mampu
menemukan temuan-temuan baru dan tidak pula mampu membuat tulisan. Namun di era
modern ini para peneliti mulai berusaha untuk melatih hewan untuk berbahasa,
seperti simpanse, burung beo, lumba-lumba dan lainnya
Maka karena alasan itulah penulis ingin membahas mengenai
bagaimana hewan mampu mempelajari dan mengerti bahasa khususnya bahasa manusia.
1.
Bagaimanakah perbedaan
otak manusia dengan otak binatang?
2.
Bagaimanakah hasil
penerapan bahasa yang dipercobakan pada binatang?
1.
Menggambarkan perbedaan
antara otak manusia dengan otak yang dimiliki oleh binatang.
2.
Memberikan contoh hasil
penerapan bahasa yang dipercobakan pada binatang.
2.
Mengetahui apakah hewan
bisa berbahasa seperti manusia
3.
Mengetahui jenis hewan
apa yang dijadikan penelitian oleh para ahli dan bagaimana proses
pemerolehannya
4.
Mengetahui bagaimana
komunikasi hewan dialam liar.
Setiap
kehidupan manusia maupun hewan tidak pernah luput dari berbicara. Hanya saja
cara berbicara hewan dan manusia itu sangat berbeda. Hewan mempunyai bahasa dan
gaya bicara yang hanya di ketahui sekelompok
hewan tersebut, sedangkan
manusia mempunyai bahasa yang hanya di mengerti manusia saja. Bahasa adalah
sebagai alat komunikasi dalam ranggka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk
sosial untu berinteraksi dengan sesama manusia. Dengan kemampuan teknologi masa
kini dan ilmu pengetahuan manusia dituntun untuk berbicara dan berbahasa
yang baik dan benar. Seseorang
yang mempunyai kemampuan baik dalam berbahasa akan lebih mudah menyerap dan
menyampaikan informasi dengan baik dan benar secara lisan maupun tulisan.
Dalam
ranah Psikolinguistik (perkawinan ilmu antara Psikologi dan Linguistik), kita
dapat mempelajari hubungan bahasa dengan pikiran. Psikolinguistik menelisik
lebih dalam bagaimana otak bekerja ketika kita memproses bahasa (mendengar,
menulis, berbicara). Baik manusia maupun hewan memiliki itak di dalam
kepalanya. Manusia bisa berbahasa karena kita memiliki otak yang berbeda dengan
makhluk lain. Dalam hal ini, anatomi otak manusia dan hewan kurang lebih sama,
namun manusia memiliki Celebrum
Cortex yang lebih besar
ukurannya daripada hewan. Hal inilah yang membuat manusia bisa melakukan
hal-hal yang lebih rumit seperti mempelajari bahasa, sementara kemampuan hewan
hanyalah sebatas menirukan ujaran manusia.
Jadi,
apakah bahasa hanya identik dengan mahluk ciptaan Tuhan yang disebut Manusia?
Hal ini bisa terbantahkan jika ada sejenis hewan yang bisa berbicara bahasa
manusia. Sebagai contoh kecil, di negara manapun anjing berada, suara
menggongongnya sama, begitu pula dengan kucing. Suara mengeong kucing Indonesia
dan Amerika tetaplah sama. Hewan tidak bisa berbahasa manusia ataupun berujar
bahasa hewan lainnya. Hewan tidak dapat berbicara secara langsung, namun
perlu dilatih secara terus-menerus serta continue agar hewan memahami tentang
apa yang diajarkan oleh pelatihnya.
Ada
beberapa pakar yang berusaha mengajari hewan berbicara. Diantaranya pasangan
suami-istri Keith J. Hayes-Catherine Hayes dan R. Hallen Gardner-Beatrice T.
Gardner. Keith-Catherine mengajari seekor simpanse berbicara. Dalam hal ini,
upaya mereka mengajari simpanse tersebut dengan cara melatih binatang tersebut
untuk menggerakkan bibirnya dengan sedemikian rupa untuk memberikan contoh
pengucapan yang benar dengan dibantu kedua tangannya. Suami-istri Hallen dan Beatrice
mengajari simpanse dengan cara mengajarkan binatang tersebut dengan bahasa
isyarat Amerika yang digunakan oleh tuna rungu di Amerika dengan alasan simpanse
lebih peka terhadap visual daripada isyarat verbal.
Dengan
bahasa isyarat itu, konsep-konsep atau kata bahasa Inggris diwujudkan dengan
isyarat yang dibuat dengan tangan. Kebanyakan lambang bahasa isyarat tersebut
bersifat arbitrer, tetapi semua lambang itu dapat dipadukan menurut
prinsip-prinsip gramatikal dan sintaksis bahasa Inggris. Disamping itu mereka
juga memotivasi binatang tersebut untuk memelajari bahasa isyarat itu dengan
cara menunjukkan posisi tangan secara berulang-ulang dan dengan cara memerbaiki
posisi tangan binatang tersebut pada waktu membuat isyarat. Selain itu mereka
juga memperkenalkan berbagai macam objek mainan untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan tangan. Simpanse, mampu mengucapkan kata-kata (berbahasa)
dikarenakan dilatih dan diajari. Akan tetapi dari segi fungsi, otak manusia
memiliki perbedaan fungsi. Pada otak manusia ada bagian-bagian tertentu yang
memiliki sifat yang disebut manusiawi. Pada teori generatif transformasi
Chomsky, mengatakan bahwa kemampuan berbahasa adalah kemampuan untuk
menghasilkan kalimat-kalimat baru yang belum pernah didengar atau diucapkan
orang. Pada binatang, walaupun bisa mengucapkan kalimat yang pernah diajarkan,
tetapi tidak dapat membuat kalimat-kalimat baru dikarenakan perbedaan fungsi
otak
Pengajaran dari Jenis Mamalia:
Simpanse
1. Vicki: Simpanse Berbahasa
Upaya
pertama yang diketahui ilmiah yang komprehensif untuk mengajar bahasa untuk
hubungan terdekat evolusi dilakukan pada 1940-an oleh tim suami dan istri
psikolog, Cathy dan Keith Hayes. The Hayes mengangkat bayi perempuan
simpanse, Vicki, bersama dengan bayi laki mereka sendiri, Donald, dengan
harapan bahwa Vicki akan belajar pidato seperti Donald akan. Vicki
diperlakukan sebagai anggota penuh dari keluarga, dia makan makanan di meja,
bermain di rumah dan melanjutkan acara. Namun, meskipun semua usaha mereka
setelah tiga tahun Vicki hanya belajar untuk mengucapkan empat kata: 'mama',
'papa', 'up' dan 'cangkir', dan ini sangat buruk diucapkan mereka sulit untuk dimengerti. Namun
selama jumlah waktu yang sama, Donald telah menjadi fasih dalam
bahasa. Dalam menghadapi hasil yang mengecewakan tersebut, Hayes merasa
berkewajiban untuk meninggalkan proyek itu.
2. Washoe: Penanda Simpanse
Pada
tahun 1966, tim psikolinguis dari pasangan suami dan istri yang lain, Allen dan
Beatrice Gardner, mencoba mengajarkan bahasa sinyal kepada bayi simpanse
perempuan yang mereka sebut Washoe. Mereka beralasan bahwa banyak percobaan
untuk mengajar simpanse berbicara telah mengalami kegagalan karena kenyataannya
simpanse-simpanse itu tidak mempunyai kebutuhan alat vokal seperti tuturan
manusia. Kegagalan Vicki mempelajari hal bicara dapat masuk akal dikatakan
tepat untuk kegagalan psikologi sederhana dan bukan salah satu mental. Sejak
simpanse-simpanse itu menjadi mahir dalam menggunakan tangan-tangan mereka,
Gardners menyusun ide untuk mengajar mereka modifikasi bentuk American Sign
Language (ASL), sebuah bahasa yang digunakan dengan hearing-empaired di Amerika
Serikat.
Salah
satu tanda-tanda pertama Washoe adalah ‘open’ yang diekspresikan dengan
melemparkan lengan. Setelah kira-kira empat tahun bersama Gardners, Washoe
mempelajari kosakata kira-kira 130 tanda dan berdasarkan Gardners, Washoe
menunjukkan dua dan tiga tuturan kata seperti ‘Go sweet’ ketika ia ingin
mendapatkan raspberry dan ‘Open food drink’ ketika ia ingin sesuatu dari
kulkas. Dua atau tiga panjang tuturan adalah sama dengan yang diproduksi oleh
anak manusia sekitar usia dua tahun.
Gardners
memberi kesan bahwa bahasa yang menandai kera dan yang menandai anak manusia
adalah sangat sama dan perbedaannya dapat ditemukan sampai analisisnya
selesai.Meskipun Gardners mengklaim bahwa pemerolehan tanda awal Washoe adalah
sejalan dengan perkembangan bahasa dalam anak-anak manusia, kebenaran persoalan
ini adalah Washoe tidak pernah mengalami kemajuan tingkat linguistik yang
lebih dari rata-rata 1 ½ atau 2 tahun usia anak.
Bertahun-tahun permulaan dan pelatihan bahasa sinyal yang Washoe alami tidak
dapat menambah kelebihannya lebih dari tingkat dasar kemampuan manusia.
3. Anak Washoe Dan Komunitas Penandatanganan Simpanse (Louis)
Perhatian utama
Fouts adalah dalam melihat bagaimana bahasa mungkin atau mungkin tidak
berkembang dalam konteks sosial masyarakat itu. Salah satu fokus utama mereka
adalah pada 'mengadopsi' anak Washoe itu, Loulis,siapa, kata mereka, adalah
memperoleh tanda-tanda tidak hanya dari Washoe tapi dari simpanse lainnya.
Para Fouts telah menyaksikan tanda-tanda Washoe menunjukkan untuk Loulis
dan bahkan membantu Loulis untuk cetakan tangan Loulis ke dalam susunan/bentuk
yang tepat. Mereka mengatakan juga, bahwa mereka telah mengamati tiga arah
percakapan simpanse. Bagi mereka, semua ini menunjukkan bahwa bahasa dalam
simpanse bisa maju, sekali diberikan memulai, waktu tanpa campur tangan
manusia. Meskipun Sampai saat ini, kemajuannya sedikit yang
telah dibuat dalam hal ini.
4.
Lana: simpanse computer
Para
Rumbaughs (tim suami-istri lainnya!) Mengajarkan simpanse Lana bahasa
buatan sederhana yang disebut Yerkish (setelah pusat primata Yerkes). Bahasa
ini terdiri dari tujuh warna dan sembilan bentuk geometris yang mewakili objek
dan terutama tindakan. Nomor-nomor yang ditampilkan pada
keyboard yang besar. Lana harus menekan tombol tertentu dalam urutan yang benar
untuk membuat permintaan, seperti 'tolong mesin memberikan susu' atau
'Silakan Tim memberikan bola'. Lana belajar ratusan kalimat dalam mode ini. Dia
punya nama untuk orang-orang, makanan, benda dan bahkan frasa khusus 'yang-yang-adalah'
untuk nama hal yang dia tidak tahu nama dari. Begitu dia bahkan meminta
pelatih untuk meninggalkan ruangan (dengan sopan 'tolong'!) Setelah satu
kalimat ia (tim) sengaja campurkan, untuk menguji reaksi Lana.
Sue Savage-Rumbaugh
dirinya percaya bahwa kera memiliki kemampuan bahasa tetapi
pemerolehan kemampuan bahasa terbatas. Dia telah menyatakan pendapat bahwa
mungkin media menimbulkan harapan terlalu tinggi untuk penelitian bahasa hewan,
meskipun mungkin dikatakan bahwa hewan peneliti sendiri telah hampir tidak
sederhana atau peringatan dalam klaim yang mereka buat. Dia mengatakan tidak
mungkin bahwa simpanse mungkin bisa berbicara tentang mimpi mereka atau
memberitahu kami tentang bagaimana rasanya menjadi simpanse. Namun, masih
optimis, ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tidak mungkin simpanse belum
menyatakan apa mungkin atau tidak mungkin bisa dilakukan, dan itu adalah
mungkin bahwa simpanse mungkin mengkomunikasikan ide-ide baru untuk kami '.
Harapannya terletak pada meningkatkan teknik mengajar. Namun, fakta anak-anak
manusia tanpa belajar bahasa yang diajarkan, hanya melalui
pidato yang bermakna, menunjukkan kepada saya bahwa pencarian teknik
pengajaran yang lebih baik adalah tidak mungkin untuk menghasilkan hasil yang
lebih baik.
Dalam
pembahasannya, terrace berkata Temuan awal kami sangat positif. Saya
merasa bahwa saya punya buktiyang terbaik dari orang lain mengenai kalimat
primitive dari seekor simpanse yang dapat menggabungkan dua kata atau lebih
menurut aturan tata bahasa tertentu layaknya anak kecil.mContoh dari nim dua,
tiga, dan empat tanda yang berurutan adalah, ‘banyak minum’, ‘nim gatal’,
‘pisang nim makan’, ‘pisang makan nim’, ‘makan minum makan minum’, ‘pisang saya
makan pisang’.
Ketika
proyek terhenti, Terrace telah merubah pemikirannya tentang kemampuan
gramatikal nim. Setelah mempelajari video penelitian, Terrace mentimpulkan
bahwa nim, harus memberikan tanda untuk mendapatkan apa yang dia inginkan,
mengambil bagian yang telah diajarkan kepadanya untuk memberi tanda, dan
menampilkan struktur tuturan, tanpa melalui proses, untuk setiap kata kerja
yang konsisten. Ketika nim membuat percakapan yang panjang, Terrace mengatakan
bahwa semua yang dilakukannya adalah meniru apa yang diajarkan kepadanya
ditandai dengan menambahkan kata-kata yang acak sampai dia mendapatkan apa yang
dia inginkan. Terrace pada sampai saat ini menyimpulkan bahwa simpanse hanya
bisa membelajari satu aspek dasar dalam bahasa. Pentunjuk paling penting
mengapa simpanse tidak bisa maju untuk menghasilkan tuturan yang panjang,
Terrace merasa, bahwa tuturan yang memadai dapat disampaikan melalui satu kata.
Namun dalam penelitian pemerolehan bahasa anak, meskipun ada banyak permintaan
yang disampaikan anak kecil, hal itu bisa disampaikan dengan satu kata, mereka
mengajukan dengan cepat apa yang mereka inginkan. Ada yang lebih terlibat dalam
proses pemerolehan bahasa daripada hal permintaan yang sederhana.
Kritik
dari Terrace adalah menyimpulkan bahwa hasil negative dari eksperimennya tidak
terletak pada salah satu motif penelitian dari Terrace adalah untuk
membuktikan pada Noam Chomsky, seorang linguis yang terkenal, yang menyatakan
bahwa hewan tidak bisa mempelajari bahasa. Jelas bahwa chimsky dinamai dari Chomsky.
5.
Pengajaran Bahasa Isyarat untuk Chantek,
Orangutan
Pada akhir 1970-an, Miles (1983, 1990) mulai
mengajarkan Masuk Amerika Bahasa
untuk orangutan jantan bernama Chantek, yang berarti di Malaysia'indah'.Sebuah
orangutan dipilih untuk penelitian ini karena mereka umumnyaskor lebih tinggi
pada tes kognitif daripada gorila atau simpanse '(Miles,1983, p. 47).
Setelah tujuh tahun berinteraksi dengan pengasuh
nya, Chantek belajarmenggunakan kosakata dari 140 tanda-tanda yang menandakan
benda, tindakan, nama yang tepat,atribut, lokatif, dan kata ganti. Miles (1990)
menyatakan bahwa dalam keduabulan pelatihan Chantek mulai menggabungkan
tanda-tanda ke urutan spontan.Pengamatan yang menarik bahwa ia mencatat
penggunaan Chantek bersangkutandari kata kerja 'memberikan' (dan hanya kata
kerja ini): Chantek lebih mungkin untuk namaobjek fisik pertama ('Obyek +
memberikan') jika benda itu hadir. Tapi, ia akanmenghasilkan urutan terbalik
('memberi Object +') jika th e objek tidak hadir, inikata-agar keteraturan
muncul meskipun tidak ada model yang disediakan olehpengasuh nya. Namun,
fenomena pembalikan ini tidak ditemukan untukkata kerja lain atau kombinasi dari
kata-kata.
Miles mengamati semantik lebih generalisasi di
Chantek penggunaan tanda-tanda.Fenomena ini secara universal diamati selama dan
dua kata satu-tahap pada anak-anak manusia (E. Clark, 1973), di mana, misalnya,
seorang anak mungkin,dengan malu yang hadir, memanggil semua orang 'daddy',
Chantek digunakan'apel' untuk nanas, 'cracker' cookie, 'kacang' untuk kecil
topi bulat pistol,'jenggot' untuk rambut, dan sebagainya. Chantek, juga, jelas
menunjukkan kemampuanuntuk merujuk ke objek yang tidak hadir, i.n.
perpindahan.Pemindahanadalah fitur yang teori sebelumnya sebelumnya dianggap
semata-matafenomena manusia. Misalnya, ia menandatangani 'sereal + titik' dalam
referensi untukmakanan disimpan di lemari es, 'makanan + mobil' sebelum
sarapan. dan 'mobil + naik'sementara menarik pengasuh menuju tempat parkir.
Dengan 8 tahun dan 3 bulan usia Chantek itu
menciptakan tanda-tanda yang berbeda,termasuk 'tidak + gigi' untuk menunjukkan
bahwa ia tidak akan menggunakan giginya saatbermain kasar, dan 'eye + minuman'
untuk solusi lensa kontak yang digunakan oleh pengasuh nya(Miles, 1990). Secara
keseluruhan, Chantek diperoleh item kosa kata tapi, sepertikera lainnya,
sedikit sintaks, Chantek prestasi umum lebih rendah daribahwa Koko dan lebih
seperti itu dari Washoe.
6.
Plastik magnetik token simpanse
Sepotong cerdik
penelitian adalah salah satu dikandung oleh David Premack dariUniversity of
Pennsylvania melibatkan simpanse dengan nama Sarah. Agakdaripada menggunakan
bahasa isyarat atau keyboard elektronik, Premack (1970, 1971, 1976)memberi
Sarah 130 token plastik dengan magnet sehingga mereka bisa dimanipulasimudah
oleh dia dan orang lain. Ini termasuk token untuk nama-nama warnaseperti
'merah' dan 'biru', untuk buah-buahan yang berbeda seperti 'pisang' dan 'peach',
danuntuk tindakan seperti 'mencuci', 'memotong', dan 'menyapu', dan beberapa
fungsi seperti 'PERTANYAAN'. Sebuah pertanyaan khas yang mungkin diajukan
kepada Sarah 'PERTANYAAN pisang merah' (red Apakah pisang?), Yang ia benar akan
menjawab'tidak' dengan cara token. Token akan mematuhi papan logam.
Penelitian
Premack dengan Sarah membuatnya sangat jelas bahwa simpanse
cerdasmakhluk.Misalnya, Sarah memiliki sedikit kesulitan berurusan dengan
fiturpernah dianggap karakteristik hanya dari bahasa manusia. perpindahan,
i.c,kemampuan untuk berbicara tentang hal-hal yang tidak hadir, Dia dengan
mudah dapatmenggunakan token plastik nya untuk meminta item yang tidak hadir,
seperti memintauntuk buah, misalnya 'Berikan pisang', Ketika diberitahu 'warna
coklat coklat' (coklatadalah warna cokelat), dia bisa mempelajari kata baru
'coklat',ada dengan menunjukkan bahwa dia bisa belajar item kosa kata baru
dengan instruksimelalui bahasa! (Dia sudah memperoleh makna abstrak'warna'
kata, yang, dalam dirinya sendiri, sebuah pencapaian penting
Kera lainnya
dalam penelitian Premack ini juga mampu membedakan antarastring kata hanya
berbeda dalam urutan kata, seperti 'merah pada hijau' dan'hijau pada merah'.
Ini jelas menunjukkan bahwa beberapa sintaks telah diperoleh,meskipun sintaks
ini jelas bersifat dasar, karena melibatkanhanya urutan kata benda (dalam
hubungan lokatif), Premack dirinya memilikimengambil pandangan bahwa sedikit
sintaks lebih dari ini dapat dipelajari oleh kera.
Premack
diperiksa juga apakah Sarah memiliki kemampuan untuk berurusan dengankalimat
yang melibatkan ketergantungan antara kata-kata dalam kalimat itu.Sarah
melakukannya dengan baik (dengan tingkat keberhasilan antara 75% dan 80%) dalam
dirinyaMenanggapi kalimat sederhana seperti 'Sarah hidangan pisang insert'
(Tempatkanpisang di piring) dan bahkan untuk kalimat majemuk, 'ember Sarah
pisangapple hidangan insert '(Tempatkan pisang di ember dan apel pada
hidangan).Namun, beberapa peneliti seperti Terrace berpendapat bahwa ini
tidakmenunjukkan pengetahuan sintaksis karena Sarah bisa hanya
menggunakanStrategi: Mengoperasikan pada semua benda e th terdaftar sebelum
nama wadahdalam pelaut yang ditentukan oleh verba di akhir urutan(Terrace,
1979a, hlm. 167, menangis di Wallman. 1992). Meski begitu, strategi tersebut,dalam
pandangan kami, menunjukkan operasi kompleks yang sama saja dengan sebuahaturan
sintaksis,
Selain itu,
Sarah berhasil kalimat penanganan yang melibatkan connectivesseperti jika-maka
bersyarat, 'Jika Mary memberikan pisang Debby kemudian Sarahmasukkan hidangan
cokelat '(Jika Mary memberikan Debby pisang, kemudian Sarah harusmeletakkan
cokelat di piring). Namun, karena Mary selalu memberi pisangDebby, Sarah akan
hanya harus memahami 'memasukkan cokelathidangan ', yang dia sudah belajar
untuk melakukan dengan pekerjaan sebelumnya dengankalimat sederhana.
7.
Kanzi : Simpanse kerdil menghasilkan
bahasa disintesis
Sebuah simpanse
kerdil, atau bonobo, dikatakan oleh peneliti utama, SueSavage- Rumbaugh (dari
Lana ketenaran - lihat di atas), untuk menjadi lebih mirip dengan
manusiadaripada kera lain dalam hal evolusi dan sehubungan dengan
komunikatifperilaku seperti kontak mata, gerak tubuh, dan vokalisasi (Savage
Rumbaugh, McDonald, Sevcik, Hopkins, & Rubert, 1986). Seperti menjadikasus,
ia dan orang lain percaya bonobo untuk menjadi calon yang lebih baik untuk
bahasaPenelitian dari kera lain yang peneliti telah menggunakan. Jadi itubahwa
simpanse bonobo pria, Kanzi, dan adiknya, Mulika, yangdipilih untuk penelitian.
Dalam pelatihan
mereka para peneliti akan menunjuk ke keyboard dan berbicaradalam bahasa
Inggris mengacu pada objek, tindakan, lokasi yang menarikdengan simpanse. Dalam
lexigrams (simbol kata visual) pada keyboard yangterdiri dari simbol geometris
sewenang-wenang, masing-masing cocok objek, tindakan,atau lokasi. Ketika
disentuh, lexigrams pada keyboard komputer akanmenghasilkan disintesis pidato
bahasa Inggris terdengar untuk kata tertentu. gerak-gerikdan beberapa
tanda-tanda tanda-bahasa tidak diajarkan tapi dibiarkan berkembang secara
spontan. Tidak ada upaya untuk mengajar bahasa.Sebaliknya, di jalanbahwa
anak-anak belajar bahasa, bonohos terkena bahasa selamainteraksi normal.
Greenfield dan
Savage-Rumbaugh (1990) mengatakan bahwa kecil Kanzi, ketika sekitar5 tahun,
belajar selama lima bulan untuk menggunakan tata bahasa setara denganbahwa
seorang anak manusia 2 tahun dan memiliki kosakata sekitar 250 kata,Hal ini
juga mengatakan bahwa Kanzi telah mengakuisisi aturan tata bahasa yang
memungkinkan diauntuk menghasilkan jumlah tak terbatas kalimat (klaim
meragukan, kita harus mengatakan)dan bahkan menciptakan simbol-simbol sendiri
dan menggunakannya secara konsisten. Sebagai contoh,dalam hal produksi itu
diklaim bahwa Kanzi bisa membuat dua elemen kombinasi semantik mengacu pada
hubungan. Dia akan melakukan hal ini dengan menunjuk atau menekan tombol pada
papan komputerisasi. Dengan demikian, ia akan menciptakan'Menggigit
menggelitik' (dua tindakan siam), 'membawa seseorang (tindakan-agent),'
balonorang '(objek-agent), dan' Kanzi balon '(agen-objek).
Para peneliti
menyatakan bahwa 'Kanzi menunjukkan kemampuan baru jadi untuk menggunakan
perbedaan dalam rangka simbol untuk sinyal perbedaan makna' (Greenfield
&Savage-Rumbaugh, 1990, hal. 567).Kata 'baru jadi' benar melemahkanklaim
karena simbol agar tidak mungkin telah diperoleh; ketat ilmiahkontrol,
khususnya mengenai pengetahuan tentang dunia, tidak dipekerjakan.Jadi,
misalnya, dalam perintah yang digunakan dalam pengujian pemahaman,
'BerikanSampah untuk feminin 'atau' Masukan kismis dalam sepatu ', urutan kata
tidak perlu menjadipenting karena perilaku dunia nyata satu tidak memberikan
seseorang untuk sampah ataumemakai sepatu ke dalam kismis. Sebagian besar
perintah terdiri dari tindakan, benda,dan tempat-tempat yang mungkin telah dipahami
dalam urutan apapun.(Lumba-lumba,di sisi lain, seperti yang dijelaskan di
bagian selanjutnya, dapat berhasildalam sintaksis tes kata-order yang ketat,
ketika pengetahuan tentang dunia dikendalikanuntuk.)
Tampaknya,
karena itu, bahwa perbandingan Savage-Rumbaugh tentang tingkat pemahaman Kanzi
untuk yang dari manusia 2,5 tahun (Savage-Rumbaugh et al.,1998) adalah tidak
beralasan sampai pengujian ketat dilakukan. Hal ini tidak dapat disimpulkanyang
Kanzi telah menunjukkan setiap akuisisi lebih besar dari bahasa daripadakera
dalam studi bahasa lain. Mengapa adik Kanzi lebih muda Mulika belummencapai
hasil yang sama dengan orang-orang dari Kanzi tidak dijelaskan.
8. Koko: tanda gorila berpendapat dengan Francine Patterson hasil luar biasa
dengan Koko Gorila.
Lahir
pada tahun 1917, dia telah berlatih di American Sign Language. Satu fakta yang
menarik, dia telah mengubah Koko sehingga bisa berproduktif pada tanda
bahasanya, membut kata baru untuk menjelaskan objek baru dengan kombinasi
sebelum mengetahui sesuatu. Koko sebagai contoh menciptakan ‘eye-hat untuk
topeng, ‘white-tiger’ untuk zebra dan ‘finger bracelet’ untuk lingkaran. Bahasa
manusia memasukkan persamaan karakteristik pembuatan kata, sebagai contoh
‘blackbird’ dalam bahasa inggris, ‘whitebird’ untuk angsa bahasa jepang dan
‘finger bracelet’ untuk lingkaran dalam bahasa cina. Setelah pelatihan selama
empat setengah tahun, koko mempelajari 132 kata. Setelah lebih dari 10 tahun
total kata yang bisa dihasilkan koko mencapai 500. Sintaksis koko bagaimanapunbukan
kemajuanyang sulit seperti level dasar bahwa ini lain dari pelatihan bahasa
simpase. Patterson juga melaporkan bahwa koko juga menggunakan tandanya yang
bertujuan untuk bersumpah, bersajak, bercanda, dan berbohong, walaupun dia
tidak pernah menyediakan fakta-fakta kuat dalam penghormatan ini.
Koko
sangat ramah dan rupanya mau mencoba untuk memulai percakapan tanda bahasa
dengan orang yang tidak dikenal, suatu kali dia menggunakan tanda itu untuk
irinya sendiri ketika dia sendirian. Sebagai contoh, dalam sebuah videotape
koko bahwa aku bisa melihat, koko optimis membuat tanda merokok setelah mencari
dalam majalah dan dalam iklan rokok. Pada tape yang sama, koko juga menggunakan
tanda yang sama untuk mengatakan pada Patterson bahwa seseorang berdiri
dibelakang pohon. Dalam sebuah kejadian, terlihat akan menyangkal. Terrace
berpendapat bahwa kera akan mempunyai tanda ketika mereka ingin sesuatu.
Pendapat Terrace yang lain adalah bahwa kera tidak akan berusaha untuk
memberikan nama pada objek dan dirinya sendiri, ini juga telah dibantah oleh
data dari Patterson, sejak koko menghasilkan kata seperti ‘eye-hat’ dan
‘white-tiger’ untuk menjelaskan pertemuan objek baru.
Pada
tangan lain, dari semua ini, saya yakin pendapat Terrace tidak akan diterima,
prestasi bahasa koko seperti simpanse, walaupun belum begitu sempurna.
Jenis
Mamalia : Lumba-lumba
Lumba-Lumba: mempelajari persiapan tanda dan suara.
1.
Elvar : Lumba-lumba yang bersiul
Ada banyak pengetahuan anekdot tentang kecerdasan
lumba-lumba dan paus.Sampai tahun 1960-an, meskipun, tidak ada upaya ilmiah
telah dilakukan untuk menentukankemampuan komunikatif mereka. Dalam salah satu
penelitian pertama, Lilly (1962, 1965)mencoba untuk mengajar lumba-lumba untuk
memaksa udara melalui pukulan-lubangnya sedemikian rupabahwa hal itu akan
memungkinkan lumba-lumba untuk meniru suara suara manusia. Sebuah mudanama
lumba-lumba jantan pernah diproduksi perkiraan dari kata 'menyemprotkan',yang
Lilly telah berusaha untuk mengajarinya mengucapkan. Lilly juga mengklaimyang
Elvar dipertukarkan suara manusia dengan lumba-lumba terdengar seolah-olah
iamencoba untuk trans terlambat, tapi Lilly tidak memberikan pembuktian ilmiah
dihal ini. Bahkan, kesulitan pengucapan yang begitu besar bahwa Lilly
berkewajiban untuk menghentikan penelitian. Dia kemudian pindah untuk
menyelidiki saranadimana lumba-lumba berkomunikasi dengan satu sama lain. Tidak
dengan berdiri Lillyklaim berlebihan sebaliknya (termasuk lumba-lumba klaim
memilikikecerdasan dan agama (!) yang lebih unggul dengan manusia), penelitian
belum menunjukkan bahwa hewan ini menggunakan apa-apa serumit apa yang kita
bisa Bahasa panggilan.
2.
Akeakamai dan Phoenix : Belajar meniru bahasa melalui penglihatan
dan suara
Radikal, perbedaaan dan pendekatan yang lebih ilmiah
terhadap pengajaran bahasa untuk lumba-lumba kemudian diprakarsai oleh Louis
Herman di University of Hawaii. Herman melakukan percobaan menggunakan dua
jenis bahasa buatan berbeda, yang melibatkan satu suara , yang lain melibatkan
tanda-tanda gestural. Dia ingin melihat apakah, atau seberapa baik, lumba-lumba
bisa belajar memahami bahasa.
Pada tahun 1979, sebuah program pengajaran dimulai
dengan dua lumba-lumba, Phoenic dan Akeakamai ('pecinta kebijaksanaan' nama
latters arti dalam bahasa Hawai). Setiap lumba-lumba belajar salah satu dari
dua bahasa buatan Akeakamai diajarkan bahasa isyarat berbasis, sementara
Phoenic diajarkan bahasa suara berbasis. Setiap diajarkan kosakata sekitar 30
kata, terutama nama benda, tindakan, dan pengubah. Bahasa berbasis suara yang
telah diproyeksikan bawah air ke dalam tangki lumba-lumba. Suara ini
dikendalikan oleh Herman dan asistennya dari laboratorium bawah air mereka,
yang memiliki tampilan jendela ke dalam tangki. Bahasa visual gerak tubuh
(diciptakan herman dan rekan-rekannya) yang terlibat penggunaan para pelatih
berdiri di samping tangki keluar air di mana ia bisa dilihat oleh lumba-lumba.
Untuk menghindari tidak sadar mereka memberikan isyarat lumba-lumba untuk arah,
para pelatih mengenakan kacamata buram sehingga lumba-lumba tidak bisa melihat
mata mereka.
Dua lumba-lumba belajar dengan benar untuk melakukan
beberapa perintah di dalam air. Perintah terdiri dari dua, pohon, empat, bahkan
lima urutan kata, masing-masing dikonstruksi berdasarkan objek dan kata-kata
tindakan. Jadi, 'jendela ekor sentuhan' harus ditafsirkan sebagai 'Sentuh
jendela dengan ekor Anda.
Yang menarik hasil herman yang menunjukkan bahwa
secara umum lumba-lumba benar menanggapi apa yang sering disebut "semantik
kalimat reversibel 'yang subjek dan objek tidak dapat diartikan dengan makna
saja, tetapi dari penggunaan pengetahuan sintaksis. Sebagai contoh, kalimat
bahasa Inggris 'Jack mendorong Tom' dan 'Tom mendorong Jack menjelaskan dua peristiwa
berbeda, di mana jack melakukan mendorong dan yang lainnya. Tom melakukan
mendorong. diberikan pengetahuan kita tentang orang yang terlibat dan tindakan
yang dilakukan (yang dalam hal ini hampir nol) kita mungkin akan merasa bahwa
acara baik sama mungkin terjadi di dunia. Reversibilitas seperti itu tidak akan
mudah, namun, dengan kalimat seperti 'kucing mengejar tikus' dan 'mouse dikejar
kucing' karena, berdasarkan pengetahuan kita tentang dunia, biasanya kita akan
mengharapkan kucing daripada mouse untuk melakukan mengejar.
Harapan kami untuk peristiwa-peristiwa tertentu atau
situasi dapat mempengaruhi penafsiran kita berikan kepada kata-kata. Misalnya
bagaimana Anda menafsirkan kata-kata 'menyerang', 'kuku', dan 'palu' menyerang
kuku. Dengan demikian, peristiwa tanpa kata berada di urutan tata bahasa yang
tepat, berdasarkan pengalaman hidup Anda, Anda dapat memprediksi hubungan
tertentu antara palu dan paku dan tindakan mencolok. Dengan cara yang sama,
binatang seperti lumba-lumba mungkin bisa merespons dengan tepat ke string
kata-kata, tidak berdasarkan pengalaman hidup mereka. Sebuah tes yang tepat
untuk pengetahuan tata bahasa harus mengambil fenomena ini ke ikon.Herman
mengetahui masalah ini, jadi sebagai bagian dari penelitiannya dia
mempresentasikan lumba-lumba dengan perintah secara semantik dengan struktuk
yang terbalik. Sebagai contoh, ia memberi lumba-lumba itu sebuah lingkaran dan
menyuruh mereka memasukkannya ke pipa dan sebaliknya. Seperti biasa,
lumba-lumba itu merespon dengan baik dua perintah itu, Herman dapat
menyimpulkan bahwa lumba-lumba itu bisa menanggkap bahasa sintaksis, susunan
kata-kata. Karena kata-kata dalam perintah itu mengindikasikan perbedaan
semantik atau hubungan arti, ini sangat beralasan bila mengatakan bahwa
lumba-lumba itu setidaknya bisa mengerti hubungan sintaksis seperti objek
langsung dan objek tidak langsung. Jadi dalam ‘latihan frisbee’ (memberikan
Frisbee ke seseorang), ‘frisbee’ adalah objek langsung dan ‘orang’ adalah objek
yang tidak langsung.
Herman
menekankan, lumba-lumba itu juga melakukan hal-hal baru sebagai dasar mengerti
kata-kata dalam sebuah perintah. Sesekali struktur dan hubungan dipelajari ,
kemudian kalimat baru dengan karakteristik seperti itu harus dimengerti, asal,
tentu saja arti dari kata-kata tertentu itu sudah diketahui sebelumnya.
Sehingga setelah memperoleh pengertian objek langsung dan tidak langsung,
Akeakamai merespon dengan benar pada percobaan pertamanya mengerti kalimat
‘ambil Frisbee dari orang itu ( mengambil Frisbee dari orang itu). Herman
mengabaikan kritik yang mengatakan bahwa lumba-lumba hanya melakukan hal yang
sama dengan tingkah laku lumba-lumba di taman laut yang merespon bentuk
rangsangan. Dia menunjukkan dengan benar itu bisa saja bukan merespon
rangsangan biasa karena lumba-lumba itu merespon dengan benar perintah yang
spesifik yang bahkan belum pernah lumba-lumba dapatkan sebelumnya.
Dapat
dicatatkan di sini pula bahwa meskipun lumba-lumba itu merespon pereintah, ini
tidak dapat dijadikan bukti bahwa mereka mempelajari struktur gramatikal. Ini
karena semua ‘kalimat’ lumba-lumba mempunyai arti memerintah. Dengan kata lain,
lumba-lumba itu tidak bisa membedakan perbedaan sintaksis antara perintah,
pertanyaan, pernyataan karena tidak ada tanda bahwa kalimat itu kalimat
perintah atau bukan. Semua kalimat dalam satu bentuk.
Selain
mempelajari struktur sintaksis yang lain, tetap ada penelitian lebih lanjut
untuk mempperlihatkan bahwa apakah lumba-lumba dapat mengekspresikan apa yang
mereka pelajari dalam hal mengerti bahasa. Sudah diketahui apa yang mereka tau
tentang bahasa anak-anak yang mereka dapatkan dan hubungan antara mengerti
suatu pembicaraan dan membuat suatu pembicaraan, kami menduga bahwa lumba-lumba
itu akan mengembangkan pembicaraan walau dengan sedikit kesulitan, asalkan apa
yang sudah diberikan sesuai dengan ekspresi secara fisik.
Jenis
Hewan Terbang (burung beo)
Pepperberg
(Pepperberg, 1987, 1993; Pepperberg & Kozak, 1986) memilikibekerja dengan
burung beo abu-abu laki-laki Afrika, yang (yang m ?!) dia sebut Alex.
Diamenggunakan modus pidato karena nuri baik pendengaran vokal
dankemampuan.Alex sekarang dapat memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
padawarna, bentuk, dan material lebih dari 100 objek. Dia benar dapat
namasejumlah item seperti kunci, rantai, nampan, mainan truk, blok, cangkir,
dan kotak.Lebih lanjut ia dapat mengidentifikasi mereka atas dasar tujuh warna
(hijau, merah,biru, kuning, abu-abu, ungu, dan oranye (meskipun abu-abu dan
hijau kadang-kadang tidak bisa dibedakan karena pengucapan Alex hijau sebagai
'gree'),dan 0 jumlah bentuk, hingga mereka dengan enam sudut, termasuk
segitiga,bujur sangkar, segilima, dan segi enam. Dia bahkan dapat memberitahu
Anda apa suatu objekterbuat dari, seperti gabus, kayu, kertas, atau wol.
Alex tidak hanya
mahir item mengidentifikasi tetapi ia dapat meminta mereka, menolakmereka, dan
jawaban pertanyaan yang berkaitan dengan kategori abstrak bentuk warna, bahan,
dan kuantitas. Dia telah menunjukkan pengetahuan jelas ini abstrakkategori
dengan menggunakan mereka untuk merujuk ke objek baru yang tidak dalam
pelatihan.Dengan demikian, dalam tes kemampuan kognitif Alex melibatkan
berbagai pertanyaan,'Apa warna objek-X", "bentuk Apa objek-Y?",
"Apa objek warna A?",atau "Apa benda berbentuk-BY? '"
(Pepperberg, 1993, P 235), Alex dilakukanbenar di lebih th 80% dari pertanyaan.
Beberapa kesalahan Alex bahkanlebih menarik daripada kinerja yang benar nya.
Dia awalnya diproduksi 'kotak'sebagai 'bock' dan kemudian menjawab pertanyaan
tentang warna dengan jawaban 'rock'bukan benar 'blok', Lalu, ketika ditanya
yang objek biru, diaterkutuk 'kotak' dan 'rock' pada dua pertanyaan. Kesalahan
Alex menunjukkanbahwa ia berperilaku dalam banyak cara yang sama seperti
manusia dalam membuat fonologiskesalahan.
Prestasi Alex
yang mengagumkan dan dalam beberapa hal, terutama dengan pengakuan tentang
kategori abstrak, ia telah melampaui aspek bahasapengetahuan bahwa kera dan
bahkan lumba-lumba telah menunjukkan. Dia punyabelum, meskipun, mencapai
tingkat sintaks bahwa lumba-lumba telah menguasai.Namun, mengingat bahwa
penelitian ini dengan Alex sedang berlangsung dan mengingat bahwabeo dicatat
untuk umur panjang mereka, masih ada kemungkinan bahwa Alex mungkinmendapatkan
lebih banyak sintaks, Mengapa Pepperberg telah sukses dengan burung beo
nyasementara yang lain selama berabad-abad belum adalah pertanyaan
membingungkan. Telahlebih dari 10 tahun sejak Pepperberg penyelidikan pertama
diterbitkan (Pepperberg,1987), belum ada studi beo lainnya belum
muncul.konfirmasi ilmiahmelalui replikasi Pepperberg bekerja muncul dalam
rangka sini. (Untuk lebihinformasi tentang penelitian Pepperberg, pembaca dapat
memeriksa situs web-nya,alamat yang diberikan pada akhir bab ini.)
1.
Monyet Vervet
Jenis yang
paling kompleks komunikasi di alam liar, tidak mengejutkan, melibatkan bahwa
primata yang lebih tinggi, Seyfarth dan Cheney (Cheney & Seyfarth,1982,
1990; Seyfarth, Cheney, & Marler, 1980) melaporkan bahwa monyet vervet
liarmembuat suara tertentu yang lebih rumit dibandingkan sebelumnya
diyakini.Misalnya, panggilan alarm monyet ini 'tampaknya-predator khusus.
Dengan demikian,sementara satu jenis kasar menunjukkan (la) 'Hati-hati, di sini
datang elang!',jenis lain kasar menunjukkan (2a) 'Hati-hati, di sini datang
macan tutul!', sementaramasih lain berarti (3a) 'Hati-hati, di sini datang
ular!' Namun, mendengus inibisa juga diartikan sebagai makna (Ib) 'Bahaya dari
atas! " (yangSituasi elang di (I a), (2b) 'Bahaya dari semak-semak!'
(situasi leoparddi (2a), atau (3b) 'Bahaya di tanah! " (situasi ular di
(3a). Themendengus mungkin tidak merujuk pada benda-benda dari elang, macan
tutul, dan ular tetapi untuklokasi obyek 'atas', 'di semak-semak', dan 'di
tanah'. Belum,interpretasi yang tepat untuk dengusan yang berbeda, bur
konsisten, belumbekerja. Apapun masalahnya, fakta dasar tetap: monyet vervet
menggunakandengusan yang berbeda untuk sinyal predator yang berbeda.
2.
Panggilan Burung
Panggilan burung
juga melayani untuk mengumumkan, antara lain, kesiapan untukkawin, untuk
memberikan alarm, dan mempertahankan wilayah, Seperti peneliti telah ditentukan
panggilan burung dan lagu dari spesies tertentu sebagian besar bawaan,
meskipunada aspek-aspek tertentu dari panggilan dan lagu yang tidak akan
berkembang kecualiburung muda terkena suara burung dewasa. Menarik
bagimahasiswa bahasa adalah kemampuan spesies tertentu dari burung,
terutamanuri (seperti Alex dalam bagian sebelumnya) dan burung jalak, meniru
manusiapidato (dan suara lainnya) dengan kejelasan luar biasa, Satu burung
dapat memiliki repertoardari sejumlah frase dan kalimat, seperti, 'Halo, apa
kabar?'dan 'Pergi dari sana!' Jarang, meskipun, tidak burung menghasilkan
ucapandalam konteks yang relevan; menghasilkan pidato diidentifikasi, tetapi
umumnya memilikitidak ada pemahaman tentang itu, juga tidak pernah menghasilkan
ujaran selain yangtelah dilatih secara khusus pada. Alex adalah pengecualian,
mungkin karenajenis pelatihan yang ia terima. Ada misteri di sini.
3.
Lebah Madu: Informasi Menari
Sangat menarik,
juga, adalah cara lebah madu lebah menginformasikan lain dariKehadiran makanan
di sekitarnya. Mereka menggunakan kedua visi dan sentuhan. Lebahmelaporkan
kembali ke sarangnya akan melalui serangkaian gerakan, semacamtari, untuk
memberitahu lebah lain jika sumber nektar dekat atau jauh, dan, apalagi,jika
jauh, seberapa jauh dan ke arah. Lebah lain bisa mendapatkanpesan tidak hanya
dengan melihat gerakan-gerakan ini, tetapi dengan menyentuh, yaitu,dengan
mendekati lebah pramuka dan merasa gerakannya dengan mereka sendiriantena,
Menariknya, lebah pramuka yang telah keluar mencari makanan melakukantidak
secara otomatis melakukan tarian setelah kembali ke sarang. Mengetahuinilai
relaksasi, mereka hanya melakukan tarian ketika mereka memilikipenonton. Tarian
yang mereka lakukan adalah cukup spesifik, untuk itu dapat memberitahu lebah
lainnyadi hanya apa sudut mereka harus menyesuaikan diri terhadap matahari
sebagaimereka meninggalkan sarang.
Ø
Perbedaan
Perbedaan
perilaku komunikasi pada hewan dan perilaku berbahasa pada manusia. Manusia
mampu menggunakan simbol-simbol untuk berkomunikasi yaitu bahasa. Bahasa
manusia beragam bergantung pada suku dan bangsa. Manusia mampu mengembangkan
atau memelajari dan mempratikkan bahasa lain. Hewan
tidak bisa seperti itu, walaupun beberapa hewan ada yang mampu dilatih
mengucapkan beberapa kosakata (seperti burung beo, simpanse) tetapi tidak
memahami maknanya.
Manusia menemukan tulisan, jika tidak maka manusia berkomunikasi dengan lisan. Dengan ditemukannya tulisan ruang komunikasi manusia menjadi luas. Hewan tidak mampu menemukan temuan-temuan baru dan tidak pula mampu membuat tulisan.Komunikasi manusia dengan manusia (human communication) disebut sebagai komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan. Komunikasi hewan adalah komunikasi antar hewan. Pada kenyataannya memang ada manusia berkomunikasi dengan hewan, misalnya polisi dengan anjing pelacak, petani dengan kerbau.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat hewan seperti kuda, anjing, gajah bisa melakukan perintah dari pawang yang diberikan dalam bentuk ujaran.
Manusia menemukan tulisan, jika tidak maka manusia berkomunikasi dengan lisan. Dengan ditemukannya tulisan ruang komunikasi manusia menjadi luas. Hewan tidak mampu menemukan temuan-temuan baru dan tidak pula mampu membuat tulisan.Komunikasi manusia dengan manusia (human communication) disebut sebagai komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan. Komunikasi hewan adalah komunikasi antar hewan. Pada kenyataannya memang ada manusia berkomunikasi dengan hewan, misalnya polisi dengan anjing pelacak, petani dengan kerbau.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat hewan seperti kuda, anjing, gajah bisa melakukan perintah dari pawang yang diberikan dalam bentuk ujaran.
Ø
Persamaan
Nampak
bagi kita hewan-hewan tersebut mengerti bahasa manusia karena ia mampu
melakukan perintah-perintah yang diberikan. Mengerti bahasa dan dapat berbahasa
adalah suatu hal yang berbeda karena hewan yang dilatih memang mengerti bahasa
karena ia mampu melakukan apa yang diperintahkan. Kemengertian hewan itu
sebenarnya bukanlah karena dia mengerti bahasa melainkan sebagai hasil dari
respon-respon yang dikondisikan.
Persamaan
perilaku komunikasi pada hewan dan perilaku berbahasa pada manusia. Manusia
dan hewan sama-sama berkomunikasi dengan bahasa, simbol dan isyarat. Manusia
berkomunikasi dengan beragam bahasa (suku dan bangsa) sedangkan hewan dengan
symbol isyarat.Hewan dan manusia saling berkomunikasi. Hewan dan manusia saling berkomunikasi dengan cara
manusia mengajarkan dan melatih hewan dengan memberikan stimulasi sebagaimana
yang diberikan kepada manusia. Hewan dapat mengucapkan kata-kata yang diminta
oleh manusia apabila diberi balasan makanan dan minuman.
Contohnya,
apabila seekor anjing akan makan, manusia menandainya dengan bunyi bel. Hewan dan manusia bisa saling
berkomunikasi yaitu pada saat manusia meminta bantuan hewan saat akan melakukan
tugas. Contohnya, seperti polisi dengan anjing pelacak dan juga petani dengan
kerbau.
3.1 SIMPULAN
Hewan tidak dapat berbahasa seperti
layaknya manusia. Karena anatomi otak manusia dengan hewan sangatlah
berbeda Namun dengan adanya pelatihan
dan pengajaran yang dilakukan oleh para peneliti terhadap hewan yang akan
dilatih hewan dapat menirukan bahasa manusia. Hal ini membutuhkan pelatihan
yang secara terus menerus dan continue.
Jenis hewan yang diteliti oleh para
peneliti biasanya adalah simpanse, lumba-lumba, gorila, serta burung beo.
Komunikasi hewan di alam liar
sangatlah unik. Karena mereka mempunyai cara tersendiri untuk melakukan komunikasi
dengan komunitasnya. Contohnya, bagaimana lebah bisa melakukan koordinasi
dengan kelompoknya dengan tarian (dance).
Serta bagaimana panggilan burung untuk memikat lawan jenisnya serta
berkomunikasi dengan komunitasnya.
3.2 SARAN
Stainberg D.Danny
dkk.2001.Psycolinguistics : Language,
mind and world second edition:Routledge:London and New York
www.transit-transit.blogspot.co.id/2009/04/diskusi-psikolinguistik.html
(diakses pada kamis, 22 Oktober 2015 pukul 21:26)
www.life-schools.com/id/pages/226759
(diakses pada kamis, 22 Oktober 2015 pukul 21:43)
www.academia.edu/6415507/Bahan_Ajar_Psikolinguistik
(diakses pada kamis, 22 Oktober 2015 pukul 22:16)
www.eprints.uny.ac.id/9385/3/bab%202-05205241048.pdf
(diakses pada kamis, 22 Oktober 2015 pukul 22:37)
0 komentar:
Posting Komentar