Blogger Widgets

Rabu, 23 Desember 2015

Makalah Psikolinguistik Hewan dan Pembelajaran Bahasa

MAKALAH
PSIKOLINGUISTIK TENTANG HEWAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA
Disusun Oleh: Dina Ashlikhatul Kirom (2601413073)




BAB I
“Berbahasa adalah penyampaian pikiran atau perasaan dari orang yang berbicara mengenai masalah yang dihadapi dalam kehidupan yang dihadapinya. Bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi antara suatu individu dengan individu lainnya, tetapi bahasa juga membentuk nalar (kognitif) seseorang. Dengan terbentuknya nalar terbentuk pula budaya suatu masyarakat tertentu.” (Abdul Chaer,2003;51)
Bahasa adalah alat bagi seseorang untuk mengemukakan gagasan, idealisme, serta keinginan-keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi antara suatu individu dengan individu lainnya. Bahasa juga membentuk nalar seseorang. (Monty P. Setiadarma, 2001:96
Sejalan dengan pendapat Monty, Abdul Chaer berpendapat bahwa “bahasa adalah penyampaian pikiran atau perasaan dari orang yang berbicara mengenai masalah yang dihadapi dalam kehidupan budayanya”. (2003:51)
Bahasa menjadi dasar pembentuk pola pikir seseorang. Melalui bahasa seseorang belajar tentang atribut-atribut tertentu, baik mengenai dirinya sendiri, diri orang lain, hubungan di antara keluarga, situasi yang dialaminya dan pengalamannya. Berpikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dengan hewan. Manusia dapat berpikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkanhewan tidak. “Bahasa” hewan bukanlah bahasa seperti manusia. “Bahasa” hewan adalah bahsa mistik yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan. Bahasa manusia adalah hasil dari kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan.
Manusia mampu menggunakan simbol-simbol untuk berkomunikasi yaitu bahasa. Bahasa manusia beragam bergantung pada suku dan bangsa. Manusia mampu mengembangkan atau memelajari dan mempratikkan bahasa lain. 
Hewan tidak bisa seperti itu, walaupun beberapa hewan ada yang mampu dilatih mengucapkan beberapa kosakata (seperti burung beo, simpanse) tetapi tidak memahami maknanya.  Manusia menemukan tulisan, jika tidak maka manusia berkomunikasi dengan lisan. Dengan ditemukannya tulisan ruang komunikasi manusia menjadi luas. Hewan tidak mampu menemukan temuan-temuan baru dan tidak pula mampu membuat tulisan. Namun di era modern ini para peneliti mulai berusaha untuk melatih hewan untuk berbahasa, seperti simpanse, burung beo, lumba-lumba dan lainnya
Maka karena alasan itulah penulis ingin membahas mengenai bagaimana hewan mampu mempelajari dan mengerti bahasa khususnya bahasa manusia.
1.      Bagaimanakah perbedaan otak manusia dengan otak binatang?
2.      Bagaimanakah hasil penerapan bahasa yang dipercobakan pada binatang?

1.      Menggambarkan perbedaan antara otak manusia dengan otak yang dimiliki oleh binatang.
2.      Memberikan contoh hasil penerapan bahasa yang dipercobakan pada binatang.

2.      Mengetahui apakah hewan bisa berbahasa seperti manusia
3.      Mengetahui jenis hewan apa yang dijadikan penelitian oleh para ahli dan bagaimana proses pemerolehannya
4.      Mengetahui bagaimana komunikasi hewan dialam liar.


Setiap kehidupan manusia maupun hewan tidak pernah luput dari berbicara. Hanya saja cara berbicara hewan dan manusia itu sangat berbeda. Hewan mempunyai bahasa dan gaya bicara yang hanya di ketahui sekelompok hewan tersebut, sedangkan manusia mempunyai bahasa yang hanya di mengerti manusia saja. Bahasa adalah sebagai alat komunikasi dalam ranggka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial untu berinteraksi dengan sesama manusia. Dengan kemampuan teknologi masa kini dan ilmu pengetahuan manusia dituntun untuk berbicara dan  berbahasa yang baik dan benar. Seseorang yang mempunyai kemampuan baik dalam berbahasa akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi dengan baik dan benar secara lisan maupun tulisan.
Dalam ranah Psikolinguistik (perkawinan ilmu antara Psikologi dan Linguistik), kita dapat mempelajari hubungan bahasa dengan pikiran. Psikolinguistik menelisik lebih dalam bagaimana otak bekerja ketika kita memproses bahasa (mendengar, menulis, berbicara). Baik manusia maupun hewan memiliki itak di dalam kepalanya. Manusia bisa berbahasa karena kita memiliki otak yang berbeda dengan makhluk lain. Dalam hal ini, anatomi otak manusia dan hewan kurang lebih sama, namun manusia memiliki Celebrum Cortex yang lebih besar ukurannya daripada hewan. Hal inilah yang membuat manusia bisa melakukan hal-hal yang lebih rumit seperti mempelajari bahasa, sementara kemampuan hewan hanyalah sebatas menirukan ujaran manusia.
Jadi, apakah bahasa hanya identik dengan mahluk ciptaan Tuhan yang disebut Manusia? Hal ini bisa terbantahkan jika ada sejenis hewan yang bisa berbicara bahasa manusia. Sebagai contoh kecil, di negara manapun anjing berada, suara menggongongnya sama, begitu pula dengan kucing. Suara mengeong kucing Indonesia dan Amerika tetaplah sama. Hewan tidak bisa berbahasa manusia ataupun berujar bahasa hewan lainnya. Hewan tidak dapat berbicara secara langsung, namun perlu dilatih secara terus-menerus serta continue agar hewan memahami tentang apa yang diajarkan oleh pelatihnya.

Ada beberapa pakar yang berusaha mengajari hewan berbicara. Diantaranya pasangan suami-istri Keith J. Hayes-Catherine Hayes dan R. Hallen Gardner-Beatrice T. Gardner. Keith-Catherine mengajari seekor simpanse berbicara. Dalam hal ini, upaya mereka mengajari simpanse tersebut dengan cara melatih binatang tersebut untuk menggerakkan bibirnya dengan sedemikian rupa untuk memberikan contoh pengucapan yang benar dengan dibantu kedua tangannya. Suami-istri Hallen dan Beatrice mengajari simpanse dengan cara mengajarkan binatang tersebut dengan bahasa isyarat Amerika yang digunakan oleh tuna rungu di Amerika dengan alasan simpanse lebih peka terhadap visual daripada isyarat verbal.
Dengan bahasa isyarat itu, konsep-konsep atau kata bahasa Inggris diwujudkan dengan isyarat yang dibuat dengan tangan. Kebanyakan lambang bahasa isyarat tersebut bersifat arbitrer, tetapi semua lambang itu dapat dipadukan menurut prinsip-prinsip gramatikal dan sintaksis bahasa Inggris. Disamping itu mereka juga memotivasi binatang tersebut untuk memelajari bahasa isyarat itu dengan cara menunjukkan posisi tangan secara berulang-ulang dan dengan cara memerbaiki posisi tangan binatang tersebut pada waktu membuat isyarat. Selain itu mereka juga memperkenalkan berbagai macam objek mainan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan tangan. Simpanse, mampu mengucapkan kata-kata (berbahasa) dikarenakan dilatih dan diajari. Akan tetapi dari segi fungsi, otak manusia memiliki perbedaan fungsi. Pada otak manusia ada bagian-bagian tertentu yang memiliki sifat yang disebut manusiawi. Pada teori generatif transformasi Chomsky, mengatakan bahwa kemampuan berbahasa adalah kemampuan untuk menghasilkan kalimat-kalimat baru yang belum pernah didengar atau diucapkan orang. Pada binatang, walaupun bisa mengucapkan kalimat yang pernah diajarkan, tetapi tidak dapat membuat kalimat-kalimat baru dikarenakan perbedaan fungsi otak
Pengajaran dari Jenis Mamalia: Simpanse
1.      Vicki: Simpanse Berbahasa
Upaya pertama yang diketahui ilmiah yang komprehensif untuk mengajar bahasa untuk hubungan terdekat evolusi dilakukan pada 1940-an oleh tim suami dan istri psikolog, Cathy dan Keith Hayes. The Hayes mengangkat bayi perempuan simpanse, Vicki, bersama dengan bayi laki mereka sendiri, Donald, dengan harapan bahwa Vicki akan belajar pidato seperti Donald akan. Vicki diperlakukan sebagai anggota penuh dari keluarga, dia makan makanan di meja, bermain di rumah dan melanjutkan acara. Namun, meskipun semua usaha mereka setelah tiga tahun Vicki hanya belajar untuk mengucapkan empat kata: 'mama', 'papa', 'up' dan 'cangkir', dan ini sangat buruk diucapkan mereka sulit untuk dimengerti. Namun selama jumlah waktu yang sama, Donald telah menjadi fasih dalam bahasa. Dalam menghadapi hasil yang mengecewakan tersebut, Hayes merasa berkewajiban untuk meninggalkan proyek itu.

2.      Washoe: Penanda Simpanse
Pada tahun 1966, tim psikolinguis dari pasangan suami dan istri yang lain, Allen dan Beatrice Gardner, mencoba mengajarkan bahasa sinyal kepada bayi simpanse perempuan yang mereka sebut Washoe. Mereka beralasan bahwa banyak percobaan untuk mengajar simpanse berbicara telah mengalami kegagalan karena kenyataannya simpanse-simpanse itu tidak mempunyai kebutuhan alat vokal seperti tuturan manusia. Kegagalan Vicki mempelajari hal bicara dapat masuk akal dikatakan tepat untuk kegagalan psikologi sederhana dan bukan salah satu mental. Sejak simpanse-simpanse itu menjadi mahir dalam menggunakan tangan-tangan mereka, Gardners menyusun ide untuk mengajar mereka modifikasi bentuk American Sign Language (ASL), sebuah bahasa yang digunakan dengan hearing-empaired di Amerika Serikat.
Salah satu tanda-tanda pertama Washoe adalah ‘open’ yang diekspresikan dengan melemparkan lengan. Setelah kira-kira empat tahun bersama Gardners, Washoe mempelajari kosakata kira-kira 130 tanda dan berdasarkan Gardners, Washoe menunjukkan dua dan tiga tuturan kata seperti ‘Go sweet’ ketika ia ingin mendapatkan raspberry dan ‘Open food drink’ ketika ia ingin sesuatu dari kulkas. Dua atau tiga panjang tuturan adalah sama dengan yang diproduksi oleh anak manusia sekitar usia dua tahun.
Gardners memberi kesan bahwa bahasa yang menandai kera dan yang menandai anak manusia adalah sangat sama dan perbedaannya dapat ditemukan sampai analisisnya selesai.Meskipun Gardners mengklaim bahwa pemerolehan tanda awal Washoe adalah sejalan dengan perkembangan bahasa dalam anak-anak manusia, kebenaran persoalan ini adalah Washoe tidak pernah mengalami kemajuan tingkat linguistik yang lebih  dari rata-rata 1 ½  atau 2 tahun usia anak. Bertahun-tahun permulaan dan pelatihan bahasa sinyal yang Washoe alami tidak dapat menambah kelebihannya lebih dari tingkat dasar kemampuan manusia.

3.      Anak Washoe Dan Komunitas Penandatanganan Simpanse (Louis)
Perhatian utama Fouts adalah dalam melihat bagaimana bahasa mungkin atau mungkin tidak berkembang dalam konteks sosial masyarakat itu. Salah satu fokus utama mereka adalah pada 'mengadopsi' anak Washoe itu, Loulis,siapa, kata mereka, adalah memperoleh tanda-tanda tidak hanya dari Washoe tapi dari simpanse lainnya. Para Fouts telah menyaksikan tanda-tanda Washoe menunjukkan untuk Loulis dan bahkan membantu Loulis untuk cetakan tangan Loulis ke dalam susunan/bentuk yang tepat. Mereka mengatakan juga, bahwa mereka telah mengamati tiga arah percakapan simpanse. Bagi mereka, semua ini menunjukkan bahwa bahasa dalam simpanse bisa maju, sekali diberikan memulai, waktu tanpa campur tangan manusia. Meskipun Sampai saat ini, kemajuannya sedikit yang telah dibuat dalam hal ini.

4.      Lana: simpanse computer
Para Rumbaughs (tim suami-istri lainnya!) Mengajarkan simpanse Lana bahasa buatan sederhana yang disebut Yerkish (setelah pusat primata Yerkes). Bahasa ini terdiri dari tujuh warna dan sembilan bentuk geometris yang mewakili objek dan terutama tindakan. Nomor-nomor  yang ditampilkan pada keyboard yang besar. Lana harus menekan tombol tertentu dalam urutan yang benar untuk membuat permintaan, seperti 'tolong mesin memberikan susu' atau 'Silakan Tim memberikan bola'. Lana belajar ratusan kalimat dalam mode ini. Dia punya nama untuk orang-orang, makanan, benda dan bahkan frasa khusus 'yang-yang-adalah' untuk nama hal yang dia tidak tahu nama dari. Begitu dia bahkan meminta pelatih untuk meninggalkan ruangan (dengan sopan 'tolong'!) Setelah satu kalimat ia (tim) sengaja campurkan, untuk menguji reaksi Lana.
Sue Savage-Rumbaugh dirinya percaya bahwa kera memiliki kemampuan bahasa tetapi pemerolehan kemampuan bahasa terbatas. Dia telah menyatakan pendapat bahwa mungkin media menimbulkan harapan terlalu tinggi untuk penelitian bahasa hewan, meskipun mungkin dikatakan bahwa hewan peneliti sendiri telah hampir tidak sederhana atau peringatan dalam klaim yang mereka buat. Dia mengatakan tidak mungkin bahwa simpanse mungkin bisa berbicara tentang mimpi mereka atau memberitahu kami tentang bagaimana rasanya menjadi simpanse. Namun, masih optimis, ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tidak mungkin simpanse belum menyatakan apa mungkin atau tidak mungkin bisa dilakukan, dan itu adalah mungkin bahwa simpanse mungkin mengkomunikasikan ide-ide baru untuk kami '. Harapannya terletak pada meningkatkan teknik mengajar. Namun, fakta anak-anak manusia tanpa belajar bahasa yang diajarkan, hanya melalui pidato yang bermakna, menunjukkan kepada saya bahwa pencarian teknik pengajaran yang lebih baik adalah tidak mungkin untuk menghasilkan hasil yang lebih baik.
Dalam pembahasannya, terrace berkata Temuan awal kami sangat positif. Saya merasa bahwa saya punya buktiyang terbaik dari orang lain mengenai kalimat primitive dari seekor simpanse yang dapat menggabungkan dua kata atau lebih menurut aturan tata bahasa tertentu layaknya anak kecil.mContoh dari nim dua, tiga, dan empat tanda yang berurutan adalah, ‘banyak minum’, ‘nim gatal’, ‘pisang nim makan’, ‘pisang makan nim’, ‘makan minum makan minum’, ‘pisang saya makan pisang’.
Ketika proyek terhenti, Terrace telah merubah pemikirannya tentang kemampuan gramatikal nim. Setelah mempelajari video penelitian, Terrace mentimpulkan bahwa nim, harus memberikan tanda untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, mengambil bagian yang telah diajarkan kepadanya untuk memberi tanda, dan menampilkan struktur tuturan, tanpa melalui proses, untuk setiap kata kerja yang konsisten. Ketika nim membuat percakapan yang panjang, Terrace mengatakan bahwa semua yang dilakukannya adalah meniru apa yang diajarkan kepadanya ditandai dengan menambahkan kata-kata yang acak sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Terrace pada sampai saat ini menyimpulkan bahwa simpanse hanya bisa membelajari satu aspek dasar dalam bahasa. Pentunjuk paling penting mengapa simpanse tidak bisa maju untuk menghasilkan tuturan yang panjang, Terrace merasa, bahwa tuturan yang memadai dapat disampaikan melalui satu kata. Namun dalam penelitian pemerolehan bahasa anak, meskipun ada banyak permintaan yang disampaikan anak kecil, hal itu bisa disampaikan dengan satu kata, mereka mengajukan dengan cepat apa yang mereka inginkan. Ada yang lebih terlibat dalam proses pemerolehan bahasa daripada hal permintaan yang sederhana.
Kritik dari Terrace adalah menyimpulkan bahwa hasil negative dari eksperimennya tidak terletak pada salah satu motif penelitian dari Terrace adalah untuk membuktikan pada Noam Chomsky, seorang linguis yang terkenal, yang menyatakan bahwa hewan tidak bisa mempelajari bahasa. Jelas bahwa chimsky dinamai dari Chomsky.

5.      Pengajaran Bahasa Isyarat untuk Chantek, Orangutan
Pada akhir 1970-an, Miles (1983, 1990) mulai mengajarkan Masuk Amerika Bahasa untuk orangutan jantan bernama Chantek, yang berarti di Malaysia'indah'.Sebuah orangutan dipilih untuk penelitian ini karena mereka umumnyaskor lebih tinggi pada tes kognitif daripada gorila atau simpanse '(Miles,1983, p. 47).
Setelah tujuh tahun berinteraksi dengan pengasuh nya, Chantek belajarmenggunakan kosakata dari 140 tanda-tanda yang menandakan benda, tindakan, nama yang tepat,atribut, lokatif, dan kata ganti. Miles (1990) menyatakan bahwa dalam keduabulan pelatihan Chantek mulai menggabungkan tanda-tanda ke urutan spontan.Pengamatan yang menarik bahwa ia mencatat penggunaan Chantek bersangkutandari kata kerja 'memberikan' (dan hanya kata kerja ini): Chantek lebih mungkin untuk namaobjek fisik pertama ('Obyek + memberikan') jika benda itu hadir. Tapi, ia akanmenghasilkan urutan terbalik ('memberi Object +') jika th e objek tidak hadir, inikata-agar keteraturan muncul meskipun tidak ada model yang disediakan olehpengasuh nya. Namun, fenomena pembalikan ini tidak ditemukan untukkata kerja lain atau kombinasi dari kata-kata.
Miles mengamati semantik lebih generalisasi di Chantek penggunaan tanda-tanda.Fenomena ini secara universal diamati selama dan dua kata satu-tahap pada anak-anak manusia (E. Clark, 1973), di mana, misalnya, seorang anak mungkin,dengan malu yang hadir, memanggil semua orang 'daddy', Chantek digunakan'apel' untuk nanas, 'cracker' cookie, 'kacang' untuk kecil topi bulat pistol,'jenggot' untuk rambut, dan sebagainya. Chantek, juga, jelas menunjukkan kemampuanuntuk merujuk ke objek yang tidak hadir, i.n. perpindahan.Pemindahanadalah fitur yang teori sebelumnya sebelumnya dianggap semata-matafenomena manusia. Misalnya, ia menandatangani 'sereal + titik' dalam referensi untukmakanan disimpan di lemari es, 'makanan + mobil' sebelum sarapan. dan 'mobil + naik'sementara menarik pengasuh menuju tempat parkir.
Dengan 8 tahun dan 3 bulan usia Chantek itu menciptakan tanda-tanda yang berbeda,termasuk 'tidak + gigi' untuk menunjukkan bahwa ia tidak akan menggunakan giginya saatbermain kasar, dan 'eye + minuman' untuk solusi lensa kontak yang digunakan oleh pengasuh nya(Miles, 1990). Secara keseluruhan, Chantek diperoleh item kosa kata tapi, sepertikera lainnya, sedikit sintaks, Chantek prestasi umum lebih rendah daribahwa Koko dan lebih seperti itu dari Washoe.

6.      Plastik magnetik token simpanse
Sepotong cerdik penelitian adalah salah satu dikandung oleh David Premack dariUniversity of Pennsylvania melibatkan simpanse dengan nama Sarah. Agakdaripada menggunakan bahasa isyarat atau keyboard elektronik, Premack (1970, 1971, 1976)memberi Sarah 130 token plastik dengan magnet sehingga mereka bisa dimanipulasimudah oleh dia dan orang lain. Ini termasuk token untuk nama-nama warnaseperti 'merah' dan 'biru', untuk buah-buahan yang berbeda seperti 'pisang' dan 'peach', danuntuk tindakan seperti 'mencuci', 'memotong', dan 'menyapu', dan beberapa fungsi seperti 'PERTANYAAN'. Sebuah pertanyaan khas yang mungkin diajukan kepada Sarah 'PERTANYAAN pisang merah' (red Apakah pisang?), Yang ia benar akan menjawab'tidak' dengan cara token. Token akan mematuhi papan logam.
Penelitian Premack dengan Sarah membuatnya sangat jelas bahwa simpanse cerdasmakhluk.Misalnya, Sarah memiliki sedikit kesulitan berurusan dengan fiturpernah dianggap karakteristik hanya dari bahasa manusia. perpindahan, i.c,kemampuan untuk berbicara tentang hal-hal yang tidak hadir, Dia dengan mudah dapatmenggunakan token plastik nya untuk meminta item yang tidak hadir, seperti memintauntuk buah, misalnya 'Berikan pisang', Ketika diberitahu 'warna coklat coklat' (coklatadalah warna cokelat), dia bisa mempelajari kata baru 'coklat',ada dengan menunjukkan bahwa dia bisa belajar item kosa kata baru dengan instruksimelalui bahasa! (Dia sudah memperoleh makna abstrak'warna' kata, yang, dalam dirinya sendiri, sebuah pencapaian penting
Kera lainnya dalam penelitian Premack ini juga mampu membedakan antarastring kata hanya berbeda dalam urutan kata, seperti 'merah pada hijau' dan'hijau pada merah'. Ini jelas menunjukkan bahwa beberapa sintaks telah diperoleh,meskipun sintaks ini jelas bersifat dasar, karena melibatkanhanya urutan kata benda (dalam hubungan lokatif), Premack dirinya memilikimengambil pandangan bahwa sedikit sintaks lebih dari ini dapat dipelajari oleh kera.
Premack diperiksa juga apakah Sarah memiliki kemampuan untuk berurusan dengankalimat yang melibatkan ketergantungan antara kata-kata dalam kalimat itu.Sarah melakukannya dengan baik (dengan tingkat keberhasilan antara 75% dan 80%) dalam dirinyaMenanggapi kalimat sederhana seperti 'Sarah hidangan pisang insert' (Tempatkanpisang di piring) dan bahkan untuk kalimat majemuk, 'ember Sarah pisangapple hidangan insert '(Tempatkan pisang di ember dan apel pada hidangan).Namun, beberapa peneliti seperti Terrace berpendapat bahwa ini tidakmenunjukkan pengetahuan sintaksis karena Sarah bisa hanya menggunakanStrategi: Mengoperasikan pada semua benda e th terdaftar sebelum nama wadahdalam pelaut yang ditentukan oleh verba di akhir urutan(Terrace, 1979a, hlm. 167, menangis di Wallman. 1992). Meski begitu, strategi tersebut,dalam pandangan kami, menunjukkan operasi kompleks yang sama saja dengan sebuahaturan sintaksis,
Selain itu, Sarah berhasil kalimat penanganan yang melibatkan connectivesseperti jika-maka bersyarat, 'Jika Mary memberikan pisang Debby kemudian Sarahmasukkan hidangan cokelat '(Jika Mary memberikan Debby pisang, kemudian Sarah harusmeletakkan cokelat di piring). Namun, karena Mary selalu memberi pisangDebby, Sarah akan hanya harus memahami 'memasukkan cokelathidangan ', yang dia sudah belajar untuk melakukan dengan pekerjaan sebelumnya dengankalimat sederhana.
7.      Kanzi : Simpanse kerdil menghasilkan bahasa disintesis
Sebuah simpanse kerdil, atau bonobo, dikatakan oleh peneliti utama, SueSavage- Rumbaugh (dari Lana ketenaran - lihat di atas), untuk menjadi lebih mirip dengan manusiadaripada kera lain dalam hal evolusi dan sehubungan dengan komunikatifperilaku seperti kontak mata, gerak tubuh, dan vokalisasi (Savage Rumbaugh, McDonald, Sevcik, Hopkins, & Rubert, 1986). Seperti menjadikasus, ia dan orang lain percaya bonobo untuk menjadi calon yang lebih baik untuk bahasaPenelitian dari kera lain yang peneliti telah menggunakan. Jadi itubahwa simpanse bonobo pria, Kanzi, dan adiknya, Mulika, yangdipilih untuk penelitian.
Dalam pelatihan mereka para peneliti akan menunjuk ke keyboard dan berbicaradalam bahasa Inggris mengacu pada objek, tindakan, lokasi yang menarikdengan simpanse. Dalam lexigrams (simbol kata visual) pada keyboard yangterdiri dari simbol geometris sewenang-wenang, masing-masing cocok objek, tindakan,atau lokasi. Ketika disentuh, lexigrams pada keyboard komputer akanmenghasilkan disintesis pidato bahasa Inggris terdengar untuk kata tertentu. gerak-gerikdan beberapa tanda-tanda tanda-bahasa tidak diajarkan tapi dibiarkan berkembang secara spontan. Tidak ada upaya untuk mengajar bahasa.Sebaliknya, di jalanbahwa anak-anak belajar bahasa, bonohos terkena bahasa selamainteraksi normal.
Greenfield dan Savage-Rumbaugh (1990) mengatakan bahwa kecil Kanzi, ketika sekitar5 tahun, belajar selama lima bulan untuk menggunakan tata bahasa setara denganbahwa seorang anak manusia 2 tahun dan memiliki kosakata sekitar 250 kata,Hal ini juga mengatakan bahwa Kanzi telah mengakuisisi aturan tata bahasa yang memungkinkan diauntuk menghasilkan jumlah tak terbatas kalimat (klaim meragukan, kita harus mengatakan)dan bahkan menciptakan simbol-simbol sendiri dan menggunakannya secara konsisten. Sebagai contoh,dalam hal produksi itu diklaim bahwa Kanzi bisa membuat dua elemen kombinasi semantik mengacu pada hubungan. Dia akan melakukan hal ini dengan menunjuk atau menekan tombol pada papan komputerisasi. Dengan demikian, ia akan menciptakan'Menggigit menggelitik' (dua tindakan siam), 'membawa seseorang (tindakan-agent),' balonorang '(objek-agent), dan' Kanzi balon '(agen-objek).
Para peneliti menyatakan bahwa 'Kanzi menunjukkan kemampuan baru jadi untuk menggunakan perbedaan dalam rangka simbol untuk sinyal perbedaan makna' (Greenfield &Savage-Rumbaugh, 1990, hal. 567).Kata 'baru jadi' benar melemahkanklaim karena simbol agar tidak mungkin telah diperoleh; ketat ilmiahkontrol, khususnya mengenai pengetahuan tentang dunia, tidak dipekerjakan.Jadi, misalnya, dalam perintah yang digunakan dalam pengujian pemahaman, 'BerikanSampah untuk feminin 'atau' Masukan kismis dalam sepatu ', urutan kata tidak perlu menjadipenting karena perilaku dunia nyata satu tidak memberikan seseorang untuk sampah ataumemakai sepatu ke dalam kismis. Sebagian besar perintah terdiri dari tindakan, benda,dan tempat-tempat yang mungkin telah dipahami dalam urutan apapun.(Lumba-lumba,di sisi lain, seperti yang dijelaskan di bagian selanjutnya, dapat berhasildalam sintaksis tes kata-order yang ketat, ketika pengetahuan tentang dunia dikendalikanuntuk.)
Tampaknya, karena itu, bahwa perbandingan Savage-Rumbaugh tentang tingkat pemahaman Kanzi untuk yang dari manusia 2,5 tahun (Savage-Rumbaugh et al.,1998) adalah tidak beralasan sampai pengujian ketat dilakukan. Hal ini tidak dapat disimpulkanyang Kanzi telah menunjukkan setiap akuisisi lebih besar dari bahasa daripadakera dalam studi bahasa lain. Mengapa adik Kanzi lebih muda Mulika belummencapai hasil yang sama dengan orang-orang dari Kanzi tidak dijelaskan.
8.      Koko: tanda gorila berpendapat dengan Francine Patterson hasil luar biasa dengan Koko Gorila.
 Lahir pada tahun 1917, dia telah berlatih di American Sign Language. Satu fakta yang menarik, dia telah mengubah Koko sehingga bisa berproduktif pada tanda bahasanya, membut kata baru untuk menjelaskan objek baru dengan kombinasi sebelum mengetahui sesuatu. Koko sebagai contoh menciptakan ‘eye-hat untuk topeng, ‘white-tiger’ untuk zebra dan ‘finger bracelet’ untuk lingkaran. Bahasa manusia memasukkan persamaan karakteristik pembuatan kata, sebagai contoh ‘blackbird’ dalam bahasa inggris, ‘whitebird’ untuk angsa bahasa jepang dan ‘finger bracelet’ untuk lingkaran dalam bahasa cina. Setelah pelatihan selama empat setengah tahun, koko mempelajari 132 kata. Setelah lebih dari 10 tahun total kata yang bisa dihasilkan koko mencapai 500. Sintaksis koko bagaimanapunbukan kemajuanyang sulit seperti level dasar bahwa ini lain dari pelatihan bahasa simpase. Patterson juga melaporkan bahwa koko juga menggunakan tandanya yang bertujuan untuk bersumpah, bersajak, bercanda, dan berbohong, walaupun dia tidak pernah menyediakan fakta-fakta kuat dalam penghormatan ini.
            Koko sangat ramah dan rupanya mau mencoba untuk memulai percakapan tanda bahasa dengan orang yang tidak dikenal, suatu kali dia menggunakan tanda itu untuk irinya sendiri ketika dia sendirian. Sebagai contoh, dalam sebuah videotape koko bahwa aku bisa melihat, koko optimis membuat tanda merokok setelah mencari dalam majalah dan dalam iklan rokok. Pada tape yang sama, koko juga menggunakan tanda yang sama untuk mengatakan pada Patterson bahwa seseorang berdiri dibelakang pohon. Dalam sebuah kejadian, terlihat akan menyangkal. Terrace berpendapat bahwa kera akan mempunyai tanda ketika mereka ingin sesuatu. Pendapat Terrace yang lain adalah bahwa kera tidak akan berusaha untuk memberikan nama pada objek dan dirinya sendiri, ini juga telah dibantah oleh data dari Patterson, sejak koko menghasilkan kata seperti ‘eye-hat’ dan ‘white-tiger’ untuk menjelaskan pertemuan objek baru.
Pada tangan lain, dari semua ini, saya yakin pendapat Terrace tidak akan diterima, prestasi bahasa koko seperti simpanse, walaupun belum begitu sempurna.

Jenis Mamalia : Lumba-lumba
Lumba-Lumba: mempelajari persiapan tanda dan suara.
1.      Elvar : Lumba-lumba yang bersiul
Ada banyak pengetahuan anekdot tentang kecerdasan lumba-lumba dan paus.Sampai tahun 1960-an, meskipun, tidak ada upaya ilmiah telah dilakukan untuk menentukankemampuan komunikatif mereka. Dalam salah satu penelitian pertama, Lilly (1962, 1965)mencoba untuk mengajar lumba-lumba untuk memaksa udara melalui pukulan-lubangnya sedemikian rupabahwa hal itu akan memungkinkan lumba-lumba untuk meniru suara suara manusia. Sebuah mudanama lumba-lumba jantan pernah diproduksi perkiraan dari kata 'menyemprotkan',yang Lilly telah berusaha untuk mengajarinya mengucapkan. Lilly juga mengklaimyang Elvar dipertukarkan suara manusia dengan lumba-lumba terdengar seolah-olah iamencoba untuk trans terlambat, tapi Lilly tidak memberikan pembuktian ilmiah dihal ini. Bahkan, kesulitan pengucapan yang begitu besar bahwa Lilly berkewajiban untuk menghentikan penelitian. Dia kemudian pindah untuk menyelidiki saranadimana lumba-lumba berkomunikasi dengan satu sama lain. Tidak dengan berdiri Lillyklaim berlebihan sebaliknya (termasuk lumba-lumba klaim memilikikecerdasan dan agama (!) yang lebih unggul dengan manusia), penelitian belum menunjukkan bahwa hewan ini menggunakan apa-apa serumit apa yang kita bisa Bahasa panggilan.

2.      Akeakamai dan Phoenix  : Belajar meniru bahasa melalui penglihatan dan suara
               Radikal, perbedaaan dan pendekatan yang lebih ilmiah terhadap pengajaran bahasa untuk lumba-lumba kemudian diprakarsai oleh Louis Herman di University of Hawaii. Herman melakukan percobaan menggunakan dua jenis bahasa buatan berbeda, yang melibatkan satu suara , yang lain melibatkan tanda-tanda gestural. Dia ingin melihat apakah, atau seberapa baik, lumba-lumba bisa belajar memahami bahasa.
               Pada tahun 1979, sebuah program pengajaran dimulai dengan dua lumba-lumba, Phoenic dan Akeakamai ('pecinta kebijaksanaan' nama latters arti dalam bahasa Hawai). Setiap lumba-lumba belajar salah satu dari dua bahasa buatan Akeakamai diajarkan bahasa isyarat berbasis, sementara Phoenic diajarkan bahasa suara berbasis. Setiap diajarkan kosakata sekitar 30 kata, terutama nama benda, tindakan, dan pengubah. Bahasa berbasis suara yang telah diproyeksikan bawah air ke dalam tangki lumba-lumba. Suara ini dikendalikan oleh Herman dan asistennya dari laboratorium bawah air mereka, yang memiliki tampilan jendela ke dalam tangki. Bahasa visual gerak tubuh (diciptakan herman dan rekan-rekannya) yang terlibat penggunaan para pelatih berdiri di samping tangki keluar air di mana ia bisa dilihat oleh lumba-lumba. Untuk menghindari tidak sadar mereka memberikan isyarat lumba-lumba untuk arah, para pelatih mengenakan kacamata buram sehingga lumba-lumba tidak bisa melihat mata mereka.
               Dua lumba-lumba belajar dengan benar untuk melakukan beberapa perintah di dalam air. Perintah terdiri dari dua, pohon, empat, bahkan lima urutan kata, masing-masing dikonstruksi berdasarkan objek dan kata-kata tindakan. Jadi, 'jendela ekor sentuhan' harus ditafsirkan sebagai 'Sentuh jendela dengan ekor Anda.
               Yang menarik hasil herman yang menunjukkan bahwa secara umum lumba-lumba benar menanggapi apa yang sering disebut "semantik kalimat reversibel 'yang subjek dan objek tidak dapat diartikan dengan makna saja, tetapi dari penggunaan pengetahuan sintaksis. Sebagai contoh, kalimat bahasa Inggris 'Jack mendorong Tom' dan 'Tom mendorong Jack menjelaskan dua peristiwa berbeda, di mana jack melakukan mendorong dan yang lainnya. Tom melakukan mendorong. diberikan pengetahuan kita tentang orang yang terlibat dan tindakan yang dilakukan (yang dalam hal ini hampir nol) kita mungkin akan merasa bahwa acara baik sama mungkin terjadi di dunia. Reversibilitas seperti itu tidak akan mudah, namun, dengan kalimat seperti 'kucing mengejar tikus' dan 'mouse dikejar kucing' karena, berdasarkan pengetahuan kita tentang dunia, biasanya kita akan mengharapkan kucing daripada mouse untuk melakukan mengejar.
               Harapan kami untuk peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi dapat mempengaruhi penafsiran kita berikan kepada kata-kata. Misalnya bagaimana Anda menafsirkan kata-kata 'menyerang', 'kuku', dan 'palu' menyerang kuku. Dengan demikian, peristiwa tanpa kata berada di urutan tata bahasa yang tepat, berdasarkan pengalaman hidup Anda, Anda dapat memprediksi hubungan tertentu antara palu dan paku dan tindakan mencolok. Dengan cara yang sama, binatang seperti lumba-lumba mungkin bisa merespons dengan tepat ke string kata-kata, tidak berdasarkan pengalaman hidup mereka. Sebuah tes yang tepat untuk pengetahuan tata bahasa harus mengambil fenomena ini ke ikon.Herman mengetahui masalah ini, jadi sebagai bagian dari penelitiannya dia mempresentasikan lumba-lumba dengan perintah secara semantik dengan struktuk yang terbalik. Sebagai contoh, ia memberi lumba-lumba itu sebuah lingkaran dan menyuruh mereka memasukkannya ke pipa dan sebaliknya. Seperti biasa, lumba-lumba itu merespon dengan baik dua perintah itu, Herman dapat menyimpulkan bahwa lumba-lumba itu bisa menanggkap bahasa sintaksis, susunan kata-kata. Karena kata-kata dalam perintah itu mengindikasikan perbedaan semantik atau hubungan arti, ini sangat beralasan bila mengatakan bahwa lumba-lumba itu setidaknya bisa mengerti hubungan sintaksis seperti objek langsung dan objek tidak langsung. Jadi dalam ‘latihan frisbee’ (memberikan Frisbee ke seseorang), ‘frisbee’ adalah objek langsung dan ‘orang’ adalah objek yang tidak langsung.
            Herman menekankan, lumba-lumba itu juga melakukan hal-hal baru sebagai dasar mengerti kata-kata dalam sebuah perintah. Sesekali struktur dan hubungan dipelajari , kemudian kalimat baru dengan karakteristik seperti itu harus dimengerti, asal, tentu saja arti dari kata-kata tertentu itu sudah diketahui sebelumnya. Sehingga setelah memperoleh pengertian objek langsung dan tidak langsung, Akeakamai merespon dengan benar pada percobaan pertamanya mengerti kalimat ‘ambil Frisbee dari orang itu ( mengambil Frisbee dari orang itu). Herman mengabaikan kritik yang mengatakan bahwa lumba-lumba hanya melakukan hal yang sama dengan tingkah laku lumba-lumba di taman laut yang merespon bentuk rangsangan. Dia menunjukkan dengan benar itu bisa saja bukan merespon rangsangan biasa karena lumba-lumba itu merespon dengan benar perintah yang spesifik yang bahkan belum pernah lumba-lumba dapatkan sebelumnya.
            Dapat dicatatkan di sini pula bahwa meskipun lumba-lumba itu merespon pereintah, ini tidak dapat dijadikan bukti bahwa mereka mempelajari struktur gramatikal. Ini karena semua ‘kalimat’ lumba-lumba mempunyai arti memerintah. Dengan kata lain, lumba-lumba itu tidak bisa membedakan perbedaan sintaksis antara perintah, pertanyaan, pernyataan karena tidak ada tanda bahwa kalimat itu kalimat perintah atau bukan. Semua kalimat dalam satu bentuk.
            Selain mempelajari struktur sintaksis yang lain, tetap ada penelitian lebih lanjut untuk mempperlihatkan bahwa apakah lumba-lumba dapat mengekspresikan apa yang mereka pelajari dalam hal mengerti bahasa. Sudah diketahui apa yang mereka tau tentang bahasa anak-anak yang mereka dapatkan dan hubungan antara mengerti suatu pembicaraan dan membuat suatu pembicaraan, kami menduga bahwa lumba-lumba itu akan mengembangkan pembicaraan walau dengan sedikit kesulitan, asalkan apa yang sudah diberikan sesuai dengan ekspresi secara fisik.
Jenis Hewan Terbang (burung beo)
Pepperberg (Pepperberg, 1987, 1993; Pepperberg & Kozak, 1986) memilikibekerja dengan burung beo abu-abu laki-laki Afrika, yang (yang m ?!) dia sebut Alex. Diamenggunakan modus pidato karena nuri baik pendengaran vokal dankemampuan.Alex sekarang dapat memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan padawarna, bentuk, dan material lebih dari 100 objek. Dia benar dapat namasejumlah item seperti kunci, rantai, nampan, mainan truk, blok, cangkir, dan kotak.Lebih lanjut ia dapat mengidentifikasi mereka atas dasar tujuh warna (hijau, merah,biru, kuning, abu-abu, ungu, dan oranye (meskipun abu-abu dan hijau kadang-kadang tidak bisa dibedakan karena pengucapan Alex hijau sebagai 'gree'),dan 0 jumlah bentuk, hingga mereka dengan enam sudut, termasuk segitiga,bujur sangkar, segilima, dan segi enam. Dia bahkan dapat memberitahu Anda apa suatu objekterbuat dari, seperti gabus, kayu, kertas, atau wol.
Alex tidak hanya mahir item mengidentifikasi tetapi ia dapat meminta mereka, menolakmereka, dan jawaban pertanyaan yang berkaitan dengan kategori abstrak bentuk warna, bahan, dan kuantitas. Dia telah menunjukkan pengetahuan jelas ini abstrakkategori dengan menggunakan mereka untuk merujuk ke objek baru yang tidak dalam pelatihan.Dengan demikian, dalam tes kemampuan kognitif Alex melibatkan berbagai pertanyaan,'Apa warna objek-X", "bentuk Apa objek-Y?", "Apa objek warna A?",atau "Apa benda berbentuk-BY? '" (Pepperberg, 1993, P 235), Alex dilakukanbenar di lebih th 80% dari pertanyaan. Beberapa kesalahan Alex bahkanlebih menarik daripada kinerja yang benar nya. Dia awalnya diproduksi 'kotak'sebagai 'bock' dan kemudian menjawab pertanyaan tentang warna dengan jawaban 'rock'bukan benar 'blok', Lalu, ketika ditanya yang objek biru, diaterkutuk 'kotak' dan 'rock' pada dua pertanyaan. Kesalahan Alex menunjukkanbahwa ia berperilaku dalam banyak cara yang sama seperti manusia dalam membuat fonologiskesalahan.
Prestasi Alex yang mengagumkan dan dalam beberapa hal, terutama dengan pengakuan tentang kategori abstrak, ia telah melampaui aspek bahasapengetahuan bahwa kera dan bahkan lumba-lumba telah menunjukkan. Dia punyabelum, meskipun, mencapai tingkat sintaks bahwa lumba-lumba telah menguasai.Namun, mengingat bahwa penelitian ini dengan Alex sedang berlangsung dan mengingat bahwabeo dicatat untuk umur panjang mereka, masih ada kemungkinan bahwa Alex mungkinmendapatkan lebih banyak sintaks, Mengapa Pepperberg telah sukses dengan burung beo nyasementara yang lain selama berabad-abad belum adalah pertanyaan membingungkan. Telahlebih dari 10 tahun sejak Pepperberg penyelidikan pertama diterbitkan (Pepperberg,1987), belum ada studi beo lainnya belum muncul.konfirmasi ilmiahmelalui replikasi Pepperberg bekerja muncul dalam rangka sini. (Untuk lebihinformasi tentang penelitian Pepperberg, pembaca dapat memeriksa situs web-nya,alamat yang diberikan pada akhir bab ini.)

1.      Monyet Vervet
Jenis yang paling kompleks komunikasi di alam liar, tidak mengejutkan, melibatkan bahwa primata yang lebih tinggi, Seyfarth dan Cheney (Cheney & Seyfarth,1982, 1990; Seyfarth, Cheney, & Marler, 1980) melaporkan bahwa monyet vervet liarmembuat suara tertentu yang lebih rumit dibandingkan sebelumnya diyakini.Misalnya, panggilan alarm monyet ini 'tampaknya-predator khusus. Dengan demikian,sementara satu jenis kasar menunjukkan (la) 'Hati-hati, di sini datang elang!',jenis lain kasar menunjukkan (2a) 'Hati-hati, di sini datang macan tutul!', sementaramasih lain berarti (3a) 'Hati-hati, di sini datang ular!' Namun, mendengus inibisa juga diartikan sebagai makna (Ib) 'Bahaya dari atas! " (yangSituasi elang di (I a), (2b) 'Bahaya dari semak-semak!' (situasi leoparddi (2a), atau (3b) 'Bahaya di tanah! " (situasi ular di (3a). Themendengus mungkin tidak merujuk pada benda-benda dari elang, macan tutul, dan ular tetapi untuklokasi obyek 'atas', 'di semak-semak', dan 'di tanah'. Belum,interpretasi yang tepat untuk dengusan yang berbeda, bur konsisten, belumbekerja. Apapun masalahnya, fakta dasar tetap: monyet vervet menggunakandengusan yang berbeda untuk sinyal predator yang berbeda.
2.      Panggilan Burung               
Panggilan burung juga melayani untuk mengumumkan, antara lain, kesiapan untukkawin, untuk memberikan alarm, dan mempertahankan wilayah, Seperti peneliti telah ditentukan panggilan burung dan lagu dari spesies tertentu sebagian besar bawaan, meskipunada aspek-aspek tertentu dari panggilan dan lagu yang tidak akan berkembang kecualiburung muda terkena suara burung dewasa. Menarik bagimahasiswa bahasa adalah kemampuan spesies tertentu dari burung, terutamanuri (seperti Alex dalam bagian sebelumnya) dan burung jalak, meniru manusiapidato (dan suara lainnya) dengan kejelasan luar biasa, Satu burung dapat memiliki repertoardari sejumlah frase dan kalimat, seperti, 'Halo, apa kabar?'dan 'Pergi dari sana!' Jarang, meskipun, tidak burung menghasilkan ucapandalam konteks yang relevan; menghasilkan pidato diidentifikasi, tetapi umumnya memilikitidak ada pemahaman tentang itu, juga tidak pernah menghasilkan ujaran selain yangtelah dilatih secara khusus pada. Alex adalah pengecualian, mungkin karenajenis pelatihan yang ia terima. Ada misteri di sini.
3.      Lebah Madu: Informasi Menari
Sangat menarik, juga, adalah cara lebah madu lebah menginformasikan lain dariKehadiran makanan di sekitarnya. Mereka menggunakan kedua visi dan sentuhan. Lebahmelaporkan kembali ke sarangnya akan melalui serangkaian gerakan, semacamtari, untuk memberitahu lebah lain jika sumber nektar dekat atau jauh, dan, apalagi,jika jauh, seberapa jauh dan ke arah. Lebah lain bisa mendapatkanpesan tidak hanya dengan melihat gerakan-gerakan ini, tetapi dengan menyentuh, yaitu,dengan mendekati lebah pramuka dan merasa gerakannya dengan mereka sendiriantena, Menariknya, lebah pramuka yang telah keluar mencari makanan melakukantidak secara otomatis melakukan tarian setelah kembali ke sarang. Mengetahuinilai relaksasi, mereka hanya melakukan tarian ketika mereka memilikipenonton. Tarian yang mereka lakukan adalah cukup spesifik, untuk itu dapat memberitahu lebah lainnyadi hanya apa sudut mereka harus menyesuaikan diri terhadap matahari sebagaimereka meninggalkan sarang.
Ø  Perbedaan
Perbedaan perilaku komunikasi pada hewan dan perilaku berbahasa pada manusia. Manusia mampu menggunakan simbol-simbol untuk berkomunikasi yaitu bahasa. Bahasa manusia beragam bergantung pada suku dan bangsa. Manusia mampu mengembangkan atau memelajari dan mempratikkan bahasa lain. Hewan tidak bisa seperti itu, walaupun beberapa hewan ada yang mampu dilatih mengucapkan beberapa kosakata (seperti burung beo, simpanse) tetapi tidak memahami maknanya. 
Manusia menemukan tulisan, jika tidak maka manusia berkomunikasi dengan lisan. Dengan ditemukannya tulisan ruang komunikasi manusia menjadi luas. Hewan tidak mampu menemukan temuan-temuan baru dan tidak pula mampu membuat tulisan.Komunikasi manusia dengan manusia (human communication) disebut sebagai komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan. Komunikasi hewan adalah komunikasi antar hewan. Pada kenyataannya memang ada manusia berkomunikasi dengan hewan, misalnya polisi dengan anjing pelacak, petani dengan kerbau.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat hewan seperti kuda, anjing, gajah bisa melakukan perintah dari pawang yang diberikan dalam bentuk ujaran.
Ø  Persamaan
Nampak bagi kita hewan-hewan tersebut mengerti bahasa manusia karena ia mampu melakukan perintah-perintah yang diberikan. Mengerti bahasa dan dapat berbahasa adalah suatu hal yang berbeda karena hewan yang dilatih memang mengerti bahasa karena ia mampu melakukan apa yang diperintahkan. Kemengertian hewan itu sebenarnya bukanlah karena dia mengerti bahasa melainkan sebagai hasil dari respon-respon yang dikondisikan. 
Persamaan perilaku komunikasi pada hewan dan perilaku berbahasa pada manusia. Manusia dan hewan sama-sama berkomunikasi dengan bahasa, simbol dan isyarat. Manusia berkomunikasi dengan beragam bahasa (suku dan bangsa) sedangkan hewan dengan symbol isyarat.Hewan dan manusia saling berkomunikasi. Hewan dan manusia saling berkomunikasi dengan cara manusia mengajarkan dan melatih hewan dengan memberikan stimulasi sebagaimana yang diberikan kepada manusia. Hewan dapat mengucapkan kata-kata yang diminta oleh manusia apabila diberi balasan makanan dan minuman.
Contohnya, apabila seekor anjing akan makan, manusia menandainya dengan bunyi bel. Hewan dan manusia bisa saling berkomunikasi yaitu pada saat manusia meminta bantuan hewan saat akan melakukan tugas. Contohnya, seperti polisi dengan anjing pelacak dan juga petani dengan kerbau.






3.1  SIMPULAN
         Hewan tidak dapat berbahasa seperti layaknya manusia. Karena anatomi otak manusia dengan hewan sangatlah berbeda  Namun dengan adanya pelatihan dan pengajaran yang dilakukan oleh para peneliti terhadap hewan yang akan dilatih hewan dapat menirukan bahasa manusia. Hal ini membutuhkan pelatihan yang secara terus menerus dan continue.
         Jenis hewan yang diteliti oleh para peneliti biasanya adalah simpanse, lumba-lumba, gorila, serta burung beo. Komunikasi hewan di alam liar sangatlah unik. Karena mereka mempunyai cara tersendiri untuk melakukan komunikasi dengan komunitasnya. Contohnya, bagaimana lebah bisa melakukan koordinasi dengan kelompoknya dengan tarian (dance). Serta bagaimana panggilan burung untuk memikat lawan jenisnya serta berkomunikasi dengan komunitasnya.

3.2  SARAN





Stainberg D.Danny dkk.2001.Psycolinguistics : Language, mind and world second edition:Routledge:London and New York
www.transit-transit.blogspot.co.id/2009/04/diskusi-psikolinguistik.html (diakses pada kamis, 22 Oktober 2015 pukul 21:26)
www.life-schools.com/id/pages/226759 (diakses pada kamis, 22 Oktober 2015 pukul 21:43)
www.academia.edu/6415507/Bahan_Ajar_Psikolinguistik (diakses pada kamis, 22 Oktober 2015 pukul 22:16)
www.eprints.uny.ac.id/9385/3/bab%202-05205241048.pdf (diakses pada kamis, 22 Oktober 2015 pukul 22:37)



0 komentar:

Posting Komentar