Kodrat Manusia
dalam Pandangan Ilmu Psikologi?
“Resume buku Psikologi: Suatu Pengantar”
Diantara
sekian banyak segi kehidupan dunia yang telah diteliti manusia, yang paling
menarik adalah manusia itu sendiri. Dari berbagai buku yang ditulis orang, dari
bermacam-macam film dan program televisi ternyata bahwa orang jauh lebih
tertarik pada kodrat manusia, pada apa siapa dan bagaimananya manusia dari pada
terhadap hal-hal lainnya. Hal itu memperlihatkan tentang menagapa akhirnya
orang mempelajari kodrat manusia.
Minat
sementara orang untuk memperlajari kodrat manusia hanya digerakkan oleh
dorongan ingin tahu. Mereka ingin tahu sekedar untuk tahu dan mengerti saja.
Orang lain mempunyai alasan yang praktis dalam usaha memperoleh pengetahuan tentang
kodrat manusia itu. Mereka yakin bahwa problim-problim sosial akan bisa
dipecahkan apabila orang mengetahui sebab-sebabnya. Ada pula yang mempunyai
alasan yaitu, keinginan untuk ‘bergaul dengan orang lain’. Mereka sadar bahwa
agar bisa bekerja dan hidup se-serasi mungkin dengan orang lain.
Disamping
alasan yang bersifat sosial ini, ada pula yang bersifat ekonomis, yang
menyangkut bidang usaha. Atas dasar ini para majikan ingin tahu orang dengan
kepribadian yang bagaimana yang kira-kira bisa berhasil dalam
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Barangkali alasan praktis yang paling kuat untuk
mempelajari kodrat manusia itu ialah keinginan untuk mengetahui diri sendiri.
Lantas
adapula mengenai sumber pengetahuan. Sumber informasi tentang kodrat manusia
itu banyak sekali. Secara umum ada empat sumber, yakni mengenai peribahasa,
mitos, dan generalisasi. Selama berabad manusia telah mengumpulkan banyak sekali
pernayataan tentan kodrat manusia yang disebut peribahasa. Hal kedua yakni
mengeani kepustakaan dan karya-karya seni. Adapula sumber selanjutnya yakni
pengalaman pribadi, dan yang terakhir adalah ilmu pengetahuan.
Ilmu
pengetahuan inilah yang kemudian dibagi ke dalam masing-masing jenisnya. ‘Metode
Ilmiah’ menjadi jenis pertama dalam bentuk sumber ilmu pengetahuan. Manusia
telah mengembangkan metode untuk mengatasi terbatasnya pikiran yakni melewati
metode studi yang mempunyai sifat ilmiah. Jadi pengetahuan itu berasal dari
akumulasinya ‘pengalaman-pengalaman pribadi’ yang tak terhitung banyaknya itu. Pengalaman-pengalaman
itu selalu diakumulasikan denga cara tertentu.
Seperti
pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa atlit dan non-atlit.
Hasil dari penelitian itu membuktikan bahwa ada perbedaan-perbedaan kepribadian
yang menyolok dan reilable antara kedua macam mahasiswa tersebut.
Jenis
sumber ilmu pengetahuan yang kedua adalah ‘seabab dan korelasi’. Kenyataan
bahwa dua aspek itu berkorelasi tidak terbukti yang satu menjadi sebab yang
lain. Hal tersebut berhubungan dengan sumber ilmu pengetahuan yang selanjutnya,
yakni ‘penelitian sebab-sebab’ karena ilmu pengetahuan tidak selalu berhenti
pada taraf korelasi, tetapi juga ingin menemukan sebab-sebab.
Namun
ternyata, tidak semua pendapat dan informasi tentang kodrat manusia adalah psychologi, demikian pula tidak setiap
orang yang mengetahui sesamanya dengan cermat dan bermanfaat adalah psikolog.
Hanya pengetahuan tentang kodrat manusia yangperoleh secara ilmiah-lah yang
benar-benar bisa disebut psikologi. Pengetahuan psikologi yan paling dapat
dipercaya berasal dari eksperimen-eksperimen yang diselenggarakan di
laboratorium. Ada eksperimen yang tidak perlu diselenggarakan di laboratorium, kalau
situasinya memungkinkan konstantnya semua faktor kecuali satu.
Para
psikolog seringkali mempergunakan observasi
untuk mengetahui aspek-aspek tertentu dari kodrat manusia. Sebagai contoh
bagaimana menyelidiki perkembangan mental dan tingkah laku sejak dari kandungan
sampai dewasa. Test-test dan metode-metode laboratorium dapat digunakan untuk
mengukur tingkat perkembangan yang dicapai pada umur tertentu, dan untuk
menentukan kurve pertumbuhan yang
menaik. Namun di samping itu orang harus pula meneliti anak-anak yang berada
dalam kondisi yang tidak menguntungkan perkembangannya. Hal itu dikembalikan
lagi pada poin kodrat manusia.
Observasi
obyektif pada individu atau perseorangan mengenai kodrat manusia yang
sebenarnya. Baik eksperimen maupun observasi adalah metode peneltian yang
bersifat obyektif, artinya dengan metode ini fakta-fakta dikumpulkan dan
diperlakukan tanpa prasangka-prasangka perseorangan.Tentu saja, orang dapat
berusaha subyektif mungkin terhadap pengalaman-pengalaman batinnya. Proses meneliti
batin sendiri ini disebut introspeksi.Dahulu
intropeksi merupakan metode yang terutama untuk mempelajari kodrat manusia.
Fakta
ketidak-sadaran mempunyai arti yang lebih penting daripada hanya sebagai
argumen melawan intropeksi. Hal ini biasanya dikaitkan dengan gejala hypnosis.
Hypnosis
merupakan keadaan terkena sugesti dimana seseorang untuk sementara waktu
meng-kesampingkan kontrol sadar terhadap tingkah lakunya dan menerima sugesti
pada ‘tingkat tidak sadar’ dari orang yang menghipnotisirnya. Karakteristik
dari keadaan hypnosis ialah bahwa orang yang dihypnotisir akan menerima
sugesti-sugesti dari orang yang menghipnotisir, sugesti-sugesti untuk
dilaksanakan kelak dalam keadaan sadar.
Lepas
dari implikasinya bagi studi yang lebih kemudian, kinikia hanya menyimpulkan
bahwa instropeksi secara sadar tidak mempunyai nilai yan lebih riil jika
dibandingkan dengan bentuk lain dari pengalaman perseorangan sebagai petunjuk
bagi pengertian psikologis. Benar sekali bahwa studi tentang kodrat manusia itu
menjadi ilmu pengetahuan psikologi hanya apabila metode-metode obyektif
menggantikan intropeksi dan berteori.
Buku
ini memiliki teori psikologi yang kuat, dimana semua teori diimplikasikan
langsung ke kejadian nyata. Pembaca akan merasa mudah menangkap semua pembahasan.
Bahasa yang digunakan juga lugas dan enak diserap, meskipun oleh pembaca awam
sekaligus.
Setiap
kelebihan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Buku ini kurang menarik pembaca
dari segi pengemasan cover. Isinya pun masih kurang lengkap. Meski sudah diberikan
contoh yang nyata, pembaca masih merasa digantung dengan pembahasan yang ada.
Seperti halnya pembahasan mengenai hypnosis
pada Bab I ini. Hanya ada penyinggungan kecil dan kurang detail. Pembaca jadi
bertanya-tanya teori Hypnosis yang
lebih jelas itu seperti apa.
Namun
secara keseluruhan buku in begitu memberikan ilmu pengetahuan besar dalam
bidang ilmu psikologi. Dimana pasang surut persaingan ilmu pengetahuan hadir,
buku karya Drs. M. Dimyati Mahmud tersebut hadir untuk mengungkapkan sedikit
jawaban akan rasa penasaran terhadap ilmu psikologi lebih utamanya.
Resume
Bab 1, buku “Psikologi: Suatu Pengantar”:
Pendekatan ilmiah terhadap studi tentang kodrat manusia. Penulis Drs. M.
Dimyati Mahmud. 1989. Jakarta